Bukan hal yang mustahil
bibit-bibit lokal yang ada di Sumba suatu saat akan musnah dan tidak
dikenal lagi oleh generasi kita.padahal keberadaan bibit tersebut sudah
sangat adaptif dengan kondisi iklim di sekitar alam Sumba.
.
Sebagai contoh ,seperti bibit jagung lokal Lamuru,pulut dan jemis
lainnya sekarang sudah mulai sulit dicari keberadaannya sebab petani
selalu dicekoki dengan bibit hibrida dengan alasan hasilnya bagus ,namun
tanpa dibekali cara pemeliharaannya . inilah yang harus kita sadari
sejak dini. Jika tidak pangan dan nasib petani kita akan selalu
ketergantungan pada pihak luar.
“Jika kita tanam bibit lokal bisa
disimpan beberapa tahun,berbeda dengan jagung jenis baru disimpan
bubuk.ujung-ujungnya cari bibit yang pernah nenek moyang kita tanam
sudah hilang ,susah dicari.” Begitu kata bapak Bara Kilimandu petani
dari Makamenggit.
Sebetulnya di Pulau Sumba sangat kaya dengan
jenis-jenis bibit lokal yang sudah adaptasi dengan iklimnya.seperti
terong,Lombok,jagung, dan tomat.namun terkadang kita selalu tidak
menyadarinya ada diambang kepunahan.
Ironis memang jika yang namnya negara "agraris " petaninya tidak merdeka dal;am hal kebutuhan bibit,tanah-tanah kita subur.Iklim kita mendukung,namun selalu merasa tidak berdaya.
Kiranya lewat tulisan ini tak
perlu saling menyalahkan sebab kebenaran itu hanya satu. Marilah kita
untuk bijak menyelamatkan kekayaan yang ada di Pulau Sumba
Apakah solusi yang harus dilakukan...?
Rahmat Adinata,Waingapu 31/8/14
…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar