Selasa, 19 Agustus 2014

“Jiwa Yang Organis”



Butuh referensi untuk menerjemahkan semua yang terdapat pada alam.penuh misterius. Namun ada kalanya kita juga sering sembrono dalam menghadapinya,hingga menghukum diri kita sendiri. 
 
Ada aturan aturan yang tidak tertulis pada alam, ada kaidah yang harus dipatuhi, ada dampak yang sangat fatal bila kita melanggarnya. Itulah alam yang melingkupi kehidupan kita.

Tanah ,air dan udara adalah raga dan napasnya.Tumbuhan dan reruputan merupakan rambut penyekatnya. Namun apakah kita sadar? Atau selebihnya kita malah takabur tak pernah bersyukur?

Mungkin kita tak menyadari akan kembali suatu saat melebur dengan tanah atau dihanyutkan oleh air yang mengalir,atau lebih dahsyiatnya disapu tebangkan oleh angin.

Dari titik akan menjadi garis itulah kehidupan yang selalu menantang kita untuk berubah. Berjuang demi menjaga alam yang ada untuk keseimbangan.

Pemahaman tentang alam harus dipahatkan pada generasi yang akan datang sebagai pewaris,sebagai penerus tahta dan sebagai pejuang untuk menjaga alam.

Semestinya kita sadar dan dipaksa untuk menyadari perlunya kelestarian alam agar segala sesuatu menjadi seimbang tanpa melanggar atau merusaknya.

Untuk itu dibutuhkan jiwa-jiwa yang organis dalam melestarikannya,sebab dengan perlakuan itu berarti kita mensyukuri nikmat dari pencipta semesta alam.

Hindari dan perangi jiwa-jiwa serakah yang akan merusak alam dengan cara mengeksploitasi isinya demi memenuhi kepentingan duniawi.
Mari kita menjaga serta memanfaatkan alam ini dengan bijak.........



(Rahmat Adinata,Waingapu 19/8/14)
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar