Sabtu, 23 Agustus 2014

IPPHTI :Heinrich Dengi ,Sumur Dan Petani Sumba Timur


Hasil panen sayuran organik di lahan gersang Wunga Timur,Haharu


Masih ingat ketika ada keluhan air di desa wunga timur,di mana masyarakat setempat hanya untuk mendapatkan air minum harus berjalan dengan cukup jauh sekitar 3 kilo meter,dengan ketinggian tebing  cukup dalam 120 m,dan tingkat kemiringan hampir 90 dearajat.air yang didapatpun hanya lima liter saja.pagi dan sore menjdi kegiatan rutin bagi masyarakat Wunga Timur untuk ngambil air ke Lindi.

Petani dengan sumur di Wunga Timur
Pada bulan juni 2012  situasinya sedang kemarau terik Heinrich Dengi dan Iskandar saher mencari titik air agar kesulitan yang dialami warga Wunga Timur ,Kecamatan Haharu bisa berkurang.

Singkat cerita Tim menemukan titik air dengan kedalaman sekitar 23 meter. Di lahan kebunnya Matius Turanjanji ,setelah ada kesepakatan dengan pemilik lahan barulah dimulail penggalian agar air segera menolong kesulitan warga.

petabi Wumga Timur belajar merawat tomat
Waktu itu kondisi cuaca sedang kemarau sebab beberapa bulan tidak ada hujan. penggalianpun hanya dengan alat yang sederhana,bermodalkan pahat,palu dan cangkul. “ kita melakukan penggalian dengan mata hati bukan dengan mata bor atau alat-alat moderen semoga alam mendukung atas kerja keras ini.” Heinrich Dengi berujar waktu itu.

Selama proses penggalian ada harap-harap cemas takut air tidak keluar sesuai dengan harapan,sebab selama proses penggalian masyarakat setempatpun merasa pesimistis akan adanya air. Alasan masyarakat waktu itu sangatlah wajar,sebab tidak jauh dari lokasi sumur yang digali suda pernah dilakukan penggalian oleh tim lain dengan menggunakan alat canggih hingga kedalaman 80 meter air tidak keluar juga. mungkin ucapan -ucapan  dari warga inilah yang kian menggelayuti dalam kecamuknya perasaan Henrich Dengi dan kawan-kawan.

Setelah hampir tiga bulan penggalian tepatnya pada awal agustus 2012 ada kabar dari wunga ,air sudah keluar,maka di situlah kecemasan yang selama ini menggelayuti sirna dengan sendirinyaInilah kebesaran Tuhan penguasa alam semesta menunjukan kebesarannya asal kita mau berusaha.berita keluarnya air di wunga menyeruak ke seantero negri Sumba.

Rasa suka cita yang dialami warga Wunga Timur dengan adanya air menghiasi keseharian mereka,sebab kini warga tak perlu lagi harus menempuh jarak jauh dan ada di sekitar pemukiman penduduk.
Proses penggalian sumur

Tanam Sayur
Air yang dibutuhkan warga sekitar sudah tersedia bahkan melebihi dari cukup untuk kebutuhan rumah tangga. Ternyata air lebih  masyarakat memiliki keinginan lain yaitu dimanfaatkan untuk tanam sayuran organik..Setelah ada pembicaraan antara Heinrich Dengi dan Isakandar Saher,maka diputuskan untuk memohon bantuan pada Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia.IPPHTI demi membimbing warga cara berbudidaya sayuran organik.
Gaya mengangkut air warga Sumba Timur


Air digerakan dengan enegi matahari,Wunga Timur
Maka dibentuklah kelompok tani organik Wunga Timur  pada bulan Pebruari 2013. Warga pun mulai belajar cara bercocok tanam sayuran. “ Baru pertama kami tanam sayuran seluas ini,biasanya hanya tanam ubi kayu dan labu.jadi ini sebuah perubahan besar bagi warga Wunga Timur.” begitu Matius Turanjanji  sebagai ketua kelompok organik Wunga Timur bercerita waktu itu.
“Kebutuhan air sudah tersedia,tinggal kebutuhan pangannya yang bergizi warga harus mendapat bimbingan. Cara yang baik dan benar” Jelas Heinrich Dengi
Dengan Ibu-ibu tani

Kalau mengingat perjuangan awal yang membutuhkan kesabaran ,keuletan hingga bisa berdampak positif bagi warga sekitar tak bisa dinilai dengan nilai nominal rupiah.

Pada puncaknya April 2013 sumur diresmikan dengan mengundang para pejabat Kabupaten Sumba Timur, selain pengucapan ibadah syukur atas keberhasilan sumur ,sekaligus panen raya sayuran organik yang di tanam di areal sekitar sumur.

“Sebuah karya nyata yang hebat bagi sesama warga yang kesulitan seperti di Wunga Timur ini.” Ujar Bapak Lapoe Moekoe,mantan bupati Sumba Timur.saat berkunjung pada acara pengucapan ibadah syukur
“Sekarang terbalik orang waingapu belanja sayur dari Wunga,biasanya orang Wunga belanja sayuran dari Waingapu.” Ujar pak Iskandar Saher teman Heinrich Dengi.
hijau di lahan gersang

Sumur Yang Lain

“Disaat kemarau air adalah vital bagi masyarakat Sumba Timur sangat berharga sekali.” Ujar Heinrich Dengi

Ternyata perjuangan demi menuju sebuah perubahan bagi sesamanya di Sumba Timur, Heinrich Dengi Dkk,tidak hanya di Wunga Timur saja. Sumur –sumur yang dibangunnya seperti di Prailanginang,Napu,Mbatapuhu,wairinding,La padang dan masih banyak lagi.Kini masyarakat sekitar sumur yang dibangunnya sangat merasakan betul keperduliannya.

“Biasanya saya satu bulan harus mengeluarkan Rp 150.000 untuk satu tangki air,sekarang sudah tidak lagi bahkan masyarakat pun sangat tertolong.” Kata Bapak Delvi salah seorang warga Wairinding bercerita tentang manfaat yang dirasakannya.

Begitupun dengan para petani hortikultura yang sekarang sudah merasakan hasilnya merupakan perhatian sevcara langsung dari Beliau. Hingga tarap hidup mrereka sedikit terangkat.
Kiranya lewat tulisan ini mampu mengispirasi kalangan muda Sumba Timur untuk membangun tanah kelahirannya.
Terima kasih untuk pak Iskandar Saher(Semarang) dan Pak Nick Amstromg (Amerika)
Salam Organik………..

(Rahmat Adinata,Waingapu,23/8/14)




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar