Selasa, 28 November 2017

Gairah Pertanian Organik Di Ujung Utara Indonesia


Sayuran Kangkung Organik siap panen
di Desa langir,Palamatak Kabupaten Anambas,KEPRI
Gairah dalam menerapkan pertanian organik kini mulai menyebar ke seantero negri Nusantara,hal ini ditandai dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi pangan yang sehat.Begitupun dengan tingginya kesadaran dalam mengolah tanah tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis,di beberapa titik wilayah negara ini mulai bermunculan.
Di daerah Palamatak,kabupaten Kepulauan Anambas,Propinsi Kepulauan Raiu,pertanian organik mulai digerakan sejak tahun 2010,gerakan ini sejalan dengan yang dicanagkan oleh pemerintah dalam menuju “Go Organik 2010.”

Petani Organik dalam Screen House
Para petani di Palamatak membudidayakan saayuran bukanlah dilahan biasa,mengingat posisinya ada di pinggir laut maka para petani tanam sayuran di dalam screen house,sebuah bentuk bangunan dengan bagian atasnya beratapkan plastik UV,dan dindingnya menggunakan paranet atau jaring tembus angin.Fungsi plasstik sebagai atap agar matahari bisa menyinari tanaman,namun hujan tidak bisa masuk. Sedangkan paranet untuk menghindari masuknya serangga yang mengganggu tanaman.

Secara geografis posisi Palamatak ada di wilayah kabupaten Anambas,daerah ini merupakan wilayah pecahan atau pemekaran dari kabupaten kepulauan natuna Propinsi KEPRI.Satu hamparan dengan laut lepas cina selatan.Nama Anambas sedikit kurang dikenal,justeru nama ibukotanya kabupatennya yang lebih dikenal yaitu; Tarempa,daerah ini terkenal keseluruh negri sebagai penghasil ikan laut.

“Screen hose sayuran tersebar di dua desa,yaitu di desa Langir dan desa Tanjung Durian.Semuanya ada 11 screen house,rata rata luasnya tiap banguna 500 m2.” Ujar Maulana,sebagai pendampingnya.
“Semua screen house ini melibatkan kelompok tani yang bergerak dalam pertanian organik,seperti;Kelompok tani Bina Usaha,Bina jaya,Maju Usaha,Semai Tokong dan Goa Panen.Setiap kelompok tani jumlahnya 38 orang.” Tambah bapak dua anak ini.

Sayuran Organik dalam bangunan Screen House
Desa langir,Palmatak Kabupaten Anambas
M.Yasin sebagai ketua kelompok tani Bina Usaha,menuturkan.” Pendampingan ini sejak tahun 2010 dari perusahaan Premiere Oil,khusus membimbing masyarakat dalam pertanian organik.sebelumnya warga di desa ini tidak paham bagaimana cara bertani yan benar,sebab secara umum mata pencahariannya sebagai nelayan.Namun sejak 7 tahun silam Kami merasa bersyukur hingga hari ini bisa mengkonsumsi sayuran ,selain bisa untuk konsumsi keluarga bisa juga menjual.Biasanya kan hanya ikan saja,ya digoreng,dibuat kuah atau dibakar.Sekarang bersyukur ada sayuran.” Terang warga desa Langir ini dengan wajah gembira.

Petani siap panen sayuran Organik
“Pendapatan wargapun sekarang bertambah,selain sebagai nelayan juga sebagai petani organik.Pendapatan setiap musim kisaran 5 juta hingga 10 juta,yang kami tanam hanya sayuran umur pendek yang usianya 45 hari panen.”Sambung Syahrimun,sesama warga Lagir sebagai ketua kelompok tani Bina Jaya.

“Pemasaran sayuran dikirim ke pasar daerah palmatak,ladan kemudian ke Tarempa lewat jalur laut.Jadi tadinya kebutuhan sayur dikirim dari luar pulau,sekarang kita bisa mandiri dan bisa juga kirim sayuran ke lain pulau,solanya di sini tanam tidak kenal musim sebab dengan tehnik screen house.” Syahrimun menambahkan dengan bangga.

Kabupaten kepulauan anambas merupakan daerah kepulauan,dimana wilayahnya memiliki 67 pulau kecil,dengan luas daratan hanya 2 % saja.segala jenis angkutan menggunakan jalur laut dari satu pulau ke pulau lainnya.

Menurut Maulana,sebagai pendamping petani,sayuran yang dibudidayakan oleh warga binaannya dari sisi harga cukup stabil.seperti harga kangkung Rp.10.000/kg,Bayam Rp.12.000/kg,Timun Rp.12.000/kg,sawi Putih/Hijau Rp.20.000/kg dan kacang Panjang Rp.12.000/kg.
“Biaya produksi terbilang murah,sebab para petani sudah bisa buat pupuk organik serta obat-obatan sendiri,sayuran yang dimakanpun dalam kondisi aman ,sebab tidak mengandung bahan residu kimi.’ Pungkas Maulana. (Rahmat Adinata,29 Nopember 2017)