Sayuran Kangkung Organik siap panen di Desa langir,Palamatak Kabupaten Anambas,KEPRI |
Gairah dalam
menerapkan pertanian organik kini mulai menyebar ke seantero negri
Nusantara,hal ini ditandai dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk
mengkonsumsi pangan yang sehat.Begitupun dengan tingginya kesadaran dalam
mengolah tanah tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis,di beberapa titik
wilayah negara ini mulai bermunculan.
Di daerah
Palamatak,kabupaten Kepulauan Anambas,Propinsi Kepulauan Raiu,pertanian organik
mulai digerakan sejak tahun 2010,gerakan ini sejalan dengan yang dicanagkan
oleh pemerintah dalam menuju “Go Organik 2010.”
Petani Organik dalam Screen House |
Para petani
di Palamatak membudidayakan saayuran bukanlah dilahan biasa,mengingat posisinya
ada di pinggir laut maka para petani tanam sayuran di dalam screen house,sebuah
bentuk bangunan dengan bagian atasnya beratapkan plastik UV,dan dindingnya menggunakan
paranet atau jaring tembus angin.Fungsi plasstik sebagai atap agar matahari
bisa menyinari tanaman,namun hujan tidak bisa masuk. Sedangkan paranet untuk
menghindari masuknya serangga yang mengganggu tanaman.
Secara
geografis posisi Palamatak ada di wilayah kabupaten Anambas,daerah ini
merupakan wilayah pecahan atau pemekaran dari kabupaten kepulauan natuna Propinsi
KEPRI.Satu hamparan dengan laut lepas cina selatan.Nama Anambas sedikit kurang
dikenal,justeru nama ibukotanya kabupatennya yang lebih dikenal yaitu;
Tarempa,daerah ini terkenal keseluruh negri sebagai penghasil ikan laut.
“Screen hose
sayuran tersebar di dua desa,yaitu di desa Langir dan desa Tanjung
Durian.Semuanya ada 11 screen house,rata rata luasnya tiap banguna 500 m2.”
Ujar Maulana,sebagai pendampingnya.
“Semua
screen house ini melibatkan kelompok tani yang bergerak dalam pertanian
organik,seperti;Kelompok tani Bina Usaha,Bina jaya,Maju Usaha,Semai Tokong dan
Goa Panen.Setiap kelompok tani jumlahnya 38 orang.” Tambah bapak dua anak ini.
Sayuran Organik dalam bangunan Screen House Desa langir,Palmatak Kabupaten Anambas |
M.Yasin
sebagai ketua kelompok tani Bina Usaha,menuturkan.” Pendampingan ini sejak
tahun 2010 dari perusahaan Premiere Oil,khusus membimbing masyarakat dalam
pertanian organik.sebelumnya warga di desa ini tidak paham bagaimana cara
bertani yan benar,sebab secara umum mata pencahariannya sebagai nelayan.Namun
sejak 7 tahun silam Kami merasa bersyukur hingga hari ini bisa mengkonsumsi
sayuran ,selain bisa untuk konsumsi keluarga bisa juga menjual.Biasanya kan
hanya ikan saja,ya digoreng,dibuat kuah atau dibakar.Sekarang bersyukur ada
sayuran.” Terang warga desa Langir ini dengan wajah gembira.
Petani siap panen sayuran Organik |
“Pendapatan
wargapun sekarang bertambah,selain sebagai nelayan juga sebagai petani
organik.Pendapatan setiap musim kisaran 5 juta hingga 10 juta,yang kami tanam
hanya sayuran umur pendek yang usianya 45 hari panen.”Sambung Syahrimun,sesama warga
Lagir sebagai ketua kelompok tani Bina Jaya.
“Pemasaran
sayuran dikirim ke pasar daerah palmatak,ladan kemudian ke Tarempa lewat jalur
laut.Jadi tadinya kebutuhan sayur dikirim dari luar pulau,sekarang kita bisa
mandiri dan bisa juga kirim sayuran ke lain pulau,solanya di sini tanam tidak
kenal musim sebab dengan tehnik screen house.” Syahrimun menambahkan dengan
bangga.
Kabupaten
kepulauan anambas merupakan daerah kepulauan,dimana wilayahnya memiliki 67
pulau kecil,dengan luas daratan hanya 2 % saja.segala jenis angkutan
menggunakan jalur laut dari satu pulau ke pulau lainnya.
Menurut
Maulana,sebagai pendamping petani,sayuran yang dibudidayakan oleh warga
binaannya dari sisi harga cukup stabil.seperti harga kangkung
Rp.10.000/kg,Bayam Rp.12.000/kg,Timun Rp.12.000/kg,sawi Putih/Hijau
Rp.20.000/kg dan kacang Panjang Rp.12.000/kg.
“Biaya
produksi terbilang murah,sebab para petani sudah bisa buat pupuk organik serta
obat-obatan sendiri,sayuran yang dimakanpun dalam kondisi aman ,sebab tidak
mengandung bahan residu kimi.’ Pungkas Maulana. (Rahmat Adinata,29 Nopember
2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar