Kamis, 18 Februari 2016

Tanam Maju Pola SRI di Sumba,NTT.


Persemaian Padi Usia8 hari siap tanam
Sumba Timur.Pola SRI atau System Rice of Intensification merupakan cara tanam padi yang hemat bibit (hanya 8 kg perhektar),hemat air (tidak digenangi terus menerus),tanpa biaya cabut,tanam tunggal (hanya satu anakan padi),tanam muda(hanya 8 -10 hari setelah semai (hss)) hanya menggunakan pupuk dan pestisida organik,dengan potensi hasil mencapai 8-12 ton perhektar.
Baru baru ini tanggal 10 –Pebruari 2016  di kelompok kampung iklim (Proklim )Desa Rakawatu Kecamatan Lewa,Kabupaten Sumba Timur. Para Petani belajar tanam padi Pola SRI dengan cara maju,bukan mundur lagi seperti biasanya.Cara tersebut merupakan hal baru yang diperkenalkan oleh Rahmat Adinata dari Gerakan Petani Nusantara,dalam program SPARC_UNDP yang bekerja sama dengan KOPPESDA Sumba
Benuh Padi siap tanam pakai pelepah pisang
(Tanpa Biaya cabut)
.
Awalnya para petani merasa riskan sebab tidak biasanya mereka tanam maju,namun setelah melakukan praktek dalam sekolah lapang akhirnya mereka menjadi terbiasa.
“Karena ini merupakan hal baru bagi kami petani di Desa Rakawatu jadi wajar saja jika tidak lancar seperti yang biasa kami lakukan yaitu tanam mundur,namun dengan cara tanam maju bagus juga sebab bisa lebih cepat.” Ujar mama Dorkas ,anggota Kemas Proklim Desa Rakawatu.
Tanam Padi dengan cara maju,di Desa rakawatu,
Kecamatan Lewa_Sumba Timur_NTT

“Biasanya kami tebar benih sekitar satu kwintal atau 100 kg perhektar,sedangkan dg pola SRI hanya 8 kg saja,tambah lagi ada pengalaman baru yaitu tanam padi cara maju ini pengalaman baru bagi kami di sini sebagai petani,semoga para petani makin sejahtera dengan menambah wawasan baru ini.kami snagat bersyukur.” Umbu Tana Homba menambahkan pendapatnya,sesama anggota Kemas Proklim Desa Rakawatu,Sumba Timur.

Ya tanam, baik mundur maupun maju bukan lah hal yang penting,namun yang perlu ditekankan bagamana memposisikan petani sebagai subyek bukan dijadikan obyek. Terkadang petani selalu dijadikan kambing hitam saat pangan kurang akibat gagal panen,hingga membuka peluang untuk menciptakan lahirnya mafia pangan di Negri ini.
 Semoga dengan adanya sekolah lapang ditingkat petani sumberdaya manusia petaninya akan semakin maju dalam mewujudkan kedaulatan pangan,agar keberadaan pangan tidak selalu dikirim dari negara tetangga.

(Rahmat Adinata/Waingapu_19/2/16)





TANAM PADI CARA MAJU di Sumba,NTT