Jumat, 29 Agustus 2014

IPPHTI :“Jangan Katakan…..!”



 
Jangan katakan Tau Humba pemalas ,tetapi mereka lebih karena belum tahu caranya. Mungkin kata-kata atau stigma –stigma negative yang selalu melingkupi pikiran kita sebaiknya dibuang jauh-jauh.

Jangan katakan  tanah kelahiran kita gersang  saat kemarau panjang sebab belum disentuh dengan toknologi,padahal masih banyak potensi seperti terabaikan.

Masih ingat sat mengajak sekelompok Ibu-ibu  di Kalu bersama pak Heinrich Dengi ,tiga bulan lalu. mengajak mengolah lahan yang kering padahal air mengalir deras di sebelahnya yaitu Kali Payeti.
Tidak mudah memang ingin merubah paradigma   masyarakat yang tadinya menjelang sore hanya jadi kelompok pencari kutu (KPK)secara berantai. Butuh keuletan dan kebijakan serta pendekatan  dengan keihlasan.
 
Kini mereka berubah dari KPK (Kelompok Pencari  Kutu)menjadi Kelompok Penanam Sayuran (KPS). Ada sesuatu yang membanggakan  apa yang di ldengar dari pernyataan-pernyataan mereka sekarang. Dimana sekarang tidak saja menjual untuk kebutuhan rumah tangga namun bisa mengkonsumsi sendiri.

Barangkali ini hanyalah langkah kecil dalam perubahan yang terjadi di masyarakat Sumba Timur , namun jika langkah kecil ini  ada “perhatian jemput bola” dari pihak –pihak terkait otomatisasinya akan menjadi besar.

Tanah menurut pemahaman mereka kering,gersang  kini sudah tabu untuk disebutkan lagi , sebab telah berubah kondisinya.Ininlah barangkali yang dibutuhkan oleh masyarakat Sumba Timur,butuh sebuah pemahaman nyata bagi keberlangsungan hidup menuju petani sejahtera.

“Jangan berani memvonis jika belum mampu memberikan solusi..itu tidak bijak..”
Salam Organik ..untu Pulau Sumba…
.
JOOOSSSS….! (Jangan Omong Saja…!)

Rahmat Adinata,Waingapu, 29/8/14


Tidak ada komentar:

Posting Komentar