Kamis, 11 September 2014

"Ah Omong Kosong Itu...."

Pertama kali mengenalkan tanam bawang merah dari biji pada petani di Sumba Timur tahun 2012. Awalnya mereka tidak percaya jika bawang merah asalnya dari biji. sedangkan selama ini mereka yang ketahui tanamnya dari umbi saja..

Sungguh ironis memang, padahal negara kita sebagai negara agrarris,serta sudah merdeka pada usia 69 tahun. namun nasib yang dialami oleh rakyatnya dalam hal ini petani msih miskin dalam pengetahuan tentang bertani.

"Ah omong kosong itu..mana ada bawang merah dari biji sejak nenek moyang dari umbi..."  ujar seorang petani dari kelompok SLPO Makamenggit,Sumba Timur,  yang Kami  bimbing,setengah mgotot tidak percaya.

Begitu ditunjukan lalu kami mbimbing ,dari mulai cara persemaian hingga tanam,barulah mereka percaya. hasilnyapun cukup mrmuaskan berbeda dengan tanam dari umbi.

Tujuan dikenalkan dengan biji adalah agar masyarakat petani di Sumba Timur ke depannya tidak ketergantungan terhadap bibit. jadi dengan tanam bioji mereka akan mengetahui setiap generasi keturunnannya.Mungkin ada konsekwensi yang harus diterima jika tanam dengan biji harus menunggu lama ,sebab dari satu biji bawang hanya akan keluar satu umbi saja . itu untuk tanam awal.namun selanjutnya petani akan merdeka dengan memiliki bibit lanjutan.

Kini setelah hampir tiga tahun membimbing petani di Pulau Sumba masih ada sebagian besar petani yang belum mengetahuinua.sedangkan petani yang pernah ikut Sekolah Lapang bersama  Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia,IPPHTI sudah merasakan hasilnya.

Sejatinya pemahaman ini disosialisasikan oleh pemerintah setempat melalui dinas terkait kepada petani di tingkat Desa.

Dari data BPS, Badan Pusat Statistik Nasional. bahwa bawang merah untuk kebutuhan dalam negripun masih dikirim dari luar negri. Inilah barangkali yang mengherankan. padahal jika para petani kita dibimbing dengan dibekali ilmunya berkeyakinan barang -barang tidak perlu lagi berharap kiriman dari luar.

Namun terkadang pula pihak yang memiliki kebijakan punya argumen lain,sebagai contoh alasannya untuk menyetabilkan harga pasar,atau petani mengalami gagal panen. maka didatangkanlah bawang merah tersebut. namun sayang pemerintah dalam hal ini tidak melihat dampak negatif yang kronis terhadap keberadaan petani lokal  sendiri.

Semoga dengan terpilihnya Presiden ke 7 Negara Kita Bapak Jokowi akan mampu menolong ketersediaan pangan dalam negri.

Tentu saja ketersediaan pangan ini yang bisa dihasilkan oleh petani sendiri,bukan sengaja berharap kiriman dari negara tetangga.

















Salam Organik untuk Pulau Sumba.....
JOOOOSSSS....! (Jangan Omong Saja..!)

Rahmat Adinata,Waingapu 12/9/14.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar