Minggu, 14 September 2014

IPPHTI :“Tanam Padi Metode SRI..”



Sistim atau pola penanaman padi SRI (System Rice of Intensificatiom) banyak keuntungan yang diraih oleh petani. Selain mampu melawan perubahan iklim,pola ini sangat menghemat kebutuhan bibit. Biasanya petani kita di Pulau Sumba tebar benih biosa berpuluh –puluh kilogram,sistim ini hanya butuh 8 kg saja/hektar.
 
Dengan jarak tanam 25 X 25 cm atau 30 X 30 cm atau juga sistim legowo.Metode SRI hanya tanam satu anakan dalam satu tancapan,berbeda pula kebiasaan paradigma lama bisa lima dan enam anakan.  benihpun cukup muda ketika umur 8 hari sudah siap tanam (bulir masih nempel untuk cadangan makanananya).

Dalam pemahaman masyarakat petani kita bahwa padi sawah adalah tanaman air,inilah pola pikir yang keliru padahal sebetulnya padi sawah merupakan tanaman yang membutuhkan air. Sehingga dampak negatifnya masyarakat bisa berebut air akibat pemahaman yang keliru tersebut.

Metode SRI sangat hemat air cukup macak-macak. Dengan perlakuan penyiangan gulma setiap sepuluh hari setelah tanam hingga usia satu bulan.
Pemupukan serta penyemprotan hanya menggunakan pupuk dan pertisida organik sebagai zat pengatur tumbuh (ZPT) dan pengendali hama tanaman.

Potensi Hasil

Dengan menerapkan pola SRI hasil bisa mencapai antara 10 hingga 12 ton (setelah masuk ke tahap tiga kali tanam), asal perawatan maksimal sesuai dengan anjuran  metode tersebut.
 
Sebagai tahap awal di Pulau Sumba metode ini sudah dikenalkan oleh Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia ,IPPHTI kepada petani Makamenggit,Sumba Timur ( hasil 6,4 ton/ha.tahun 2012),petani di Karuni,Kecamatan Loura,Kabupaten Sumba Barat Daya (hasil 7,4 ton /ha.Tahun 2013),petani di Kandara,Kelurahan Wangga,Sumba Timur.

Penerapan metode SRI di Pulau Sumba sangat cocok jika melihat struktur tanah dan kondisi iklim yang ekstrim ,khususnya di Kabupaten Sumba Timur.NTT.

Lewat tulisan  ini semoga ada manfaatnya hingga mampu merubah yang tadinya daerah miskin bukan hal mustahil ke depan menjadi penghasil pangan yang sehat bagi bangsa ini. Intinya posisikan petani sebagai subyek bukan sebagai obyek. 

Siapa Minat..?

Salam organik untuk Sumba….
JOOOSSS….!  (Jangan Omong Saja…!) 

Rahmat Adinata,waingapu 15/9/14














1 komentar:

  1. salam om rahmat..
    saya mahasiswa prodi agribisnis fakultas pertanian unveritas udayana om, kebetulan saya tertarik untuk penelitian tentang analisis usaha tani padi sawah dengan metode SRI ini om..saya boleh jadikan judul penelitian om?
    besar harapan balasan om atau langsung email ke umburoman97@gmail.com

    BalasHapus