Senin, 05 November 2012

Antara Manusia, Pantat Hewan , Biogas Dan Kompos











Manusia diciptakan dari sari pati tanah, setelah mengalami perpaduan antara sel telur dengan sperma, kemudian ditampung dalam sebuah wadah yang maha kokoh, namanya Rahim Ibu.
Hewan. terkadang manusia, memandang hewan hanya berkonotasi pada pengambilan atau pemanfaatan dagingnnya saja, padahal kotorannya pun  bisa digunakan untuk kelangsungan pertanian yang berkelanjutan.sebab tanah sebagai Rahim bumi membutuhkan tingkat kesuburan demi menjaga kelangsungan hidup tanaman. Tanaman ahirnya dikonsumsi oleh manusia dan mahluk-ahluk lainnya di muka bumi ini. Pada dasarnya Rahim Ibu dengan Rahim Bumi atau tanah hampir sama karakternya , ada yang subur dan ada yang tidak subur, artinya perlu diperhatikan.
 Dunia pertanian dan peternakan tak bisa dipisahkan, apalagi Hewan  sebagai mesin pencetak kotoran untuk kesuburan tanah yang mampu memenuhi kebutuhan dasar dan nutrisi tanaman. Kotoran hewan mampu memperbaiki sipat kimia dan biologis tanah, setelah diolah menjadi kompos sebab,  menyediakan kandungan unsur hara yang tinggi.Sedangkan bila petani menggunakan pupuk kimia sintetis dampaknya akan merusak kesuburan tanah, unsur hara dalam tanah akan mati. Pupuk kimia sintetis tidak ramah lingkungan , berbeda jauh dengan pupuk  alami hasil limbah biogas yang diolah jadi kompos. Baik padat maupun cair.
Karena ketidak tahuan serta terbatasnya wawasan masyarakat dalam penggunaan kotoran yang mampu dirubah menjadi BIOGAS RUMAH/ BIRU lalu limbahnya diubah menjadi kompos

.Maka, baru-baru ini pada tanggal 29 sampai dengan 3 nov 2012. Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Barat mengadakan Pelatihan BIOGAS dan KOMPOS.Dinas peternakan terkait berkolaborasi dengan HIVOS BIRU dan Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia,IPPHTI.

Di Kabupaten Sumba Barat serta Kabupen lain di Pulau Sumba  ini memelihara ternak sudah membudaya secara turun temurun sebagai warisan dari nenek moyangnya.Namun pemanfaatan kotoran hewan  secara maksimal belum merata digunakan. HIVOS BIRU yang di komandani oleh Adi lagur, berikut Rahmat dari IPPHTI. Mencoba berbagi  dalam pelatihan ini.

Pelatihan diikuti oleh 30 peserta  selama  enam hari dari tanggal 29 hingga 3 november 2012. Di Waikabubak , Gedung aula Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Barat.
Peserta pelatihan dibagi ke dalam dua tahap, tahap pertama pelatihan Biru/ Biogas Rumah 15 orang dengan insruktur Adi Lagur dari HIVOS. Sedangkan materi pembelajaran Kompos 15orang, instruktur kompos, Rahmat dari Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia,IPPHTI, dengan menyertakan seorang petani, Markus Dendungara dari Sekolah Lapang Pertanian Organik,SLPO Makamenggit, Kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur.Petani tersebut merupakan salah satu  binaan program  IPPHTI di Sumba Timur.

Ir. Petrus Tagu Bore, sebagai kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Barat yang mengomandani pelatihan ini, menyatakan “ Semua peserta merupakan ujung tombak kami dari dinas peternakan yang berhadapan  langsung dengan masyarakat di tiap kecamatan di Sumba Barat, semoga dengan adanya pembekalan ilmu ini mereka mampu menjawab serta mengajak masyarakat dalam  hal pemanfaatan kotoran hewan di medan tempurnya masing-masing.” Ujarnya
“Selama ini kotoran hewan melimpah, bahkan menjadi polusi lingkungan di masyarakat saat hujan turun. Jadi dengan adanya pelatihan  dari HIVOS BIRU dan IPPHTI, menjadi solusinya.” Ujarnya lagi

Berdasarkan data di lapangan yang memiliki digester biogas di Kabupaten Sumba Barat, baru satu orang yaitu kepala Dinas Peternakan Sumba Barat, Ir. Petrus Tagu Bore.
“hanya satu-satunya mungkin beliau yang punya biogas sebagai kepala dinas di Sumba Barat ini.” Kata Nimrot menguatkan atasannya
“ini sebagai bekal yang sangat berguna bagi peserta dan masyarakat sumba barat, sebab belum pernah ada pelatihan langsung praktek selama ini tentang kegunaan kompos dan biogas dari kotoran hewan, semoga setelah mengetahui caranya masyarakat cepat menuju sejahtera, melalui petugas-petugas kami di lapangan.” Kata Yulius, bagian Sumber Daya Manusia, SDM . Dinas peternakan Kabupaten Sumba Barat.

“BIRU atau biogas Rumah sebagai energi terbarukan sangat membantu kebutuhan keluarga, sebab posisi biogas mampu menggantikan kebutuhan bahan bakar minyak tanah  juga berfungsi untuk penerangan dalam ruangan . dengan adanya biogas yang dihasilkan dari pantat hewan melalui digester yang dibangun ,  masyarakat akan mampu menghemat sekitar 80 % dalam hal pemenuhan bahan bakar untuk memasak.” Jelas Adi Lagur dari HIVOS BIRU
selain mendapatkan materi teori, peserta diajak berkunjung ke digester yang telah dibangun dan dimanfaatkan. Ada 7 orang peserta yang siap membuat digester, sekarang sedang menyiapkan matrialnya.” Jelas Adi lagi menambahkan
Manfaat biogas:
1. untuk memasak menggunakan satu kompor biogas diperlukan 400ltr per jam gas bio
2. untuk penerangan menggunakan satu lampu gas diperlukan 100 - 150 ltr per jam gas bio
3. Membangun satu unit biogas sebanding dengan menghemat lebih kurang 2.5 ton kayu bakar per tahun. dan dari observasi perhitungan konsumsi kayu di Sumba kenyataanya masyarakat mengunakan kayu bakar lebih kurang 7 ton setiap tahunnya per keluarga.
4. WC dapat disambungkan ke bio-digester tentunya ini untuk sanitasi lingkungan.
5. Pupuk organik. - satu unit digester dapat memproduksi 4 ton pupuk kompos kering setiap tahunnya
6. CO2 reduction (pengurangan co2). satu unit digester dapat menekan 4 ton emisi co2 pertahun.
Biogas sebagai energi  terbarukan  sangat bermanfaat untuk masyarakat di manapun berada, terutama yang tinggal di pelosok pedesaan khususnya petani. Sedangkan limbahnya bisa diolah sebagai kompos untuk kebutuhan pertanian, baik pupuk padat maupun pupuk cair.
Intinya, baik petugas maupun petani atau peternak harus dibekali dan diperhatikan Sumber Daya Manusianya.
Bangunlah Badannya…..
Bangunlah Jiwanya…….
Untuk Indonesia Raya……..
Semoga Tanah sebagai Rahim Bumi di pulau Sumba tambah subur,  dengan adanya  langkah nyata melalui pelatihan ini menjadi  satu jawaban pasti serta solusi untuk memandirikan dan memerdekakan petani…!
(Radita)



1 komentar:

  1. Awal yang mantab. Selamat berkarya kang Rahmat.
    Mengawali Sumba pusat keunggulan.

    BalasHapus