Kamis, 15 November 2012

“PANEN SEMANGKA ORGANIK”



Program pertanian Organik melalui Sekolah Lapang Pertanian Organik, SLPO Makamenggit, Bersama Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia,IPPHTI.  Di Desa Makamenggit, Kecamatan Nggaha Ori Angu, Sumba Timur. Sudah memasuki separuh waktu pada  Fase tanaman sayuran organik.

Pada hari Rabu tanggal 31 oktober 2012. Masyarakat petani tersebut sedang memanen semangka organik, suasana ceria dengan teriakan kakalak, sebagai teriakan khas kegembiraan pulau sumba mulai terdengar nyaring kembali, seolah membahana memenuhi alam makamenggit.

“Meski  pertama kali tanam dengan menggunakan pupuk organik  dan pestisida organik, kami merasa puas biaya murah hasilnya maksimal. Sejarah akan mencatatnya di sumba timur.” Ujar Daud Duka selaku ketua kelompok SLPO Makamenggit.

Dalam  panen tersebut hadir pula  kepala Desa Makamenggit, Yohana Wulang .” inilah kebanggaan kami sebagai perangkat Desa, dimana jerih payah dari hasil belajar bertani selama mengingikuti program pemberdayaan pertanian  dari Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia, IPPHTI. Mereka nikmati secara bersama hari ini.” Katanya

Menjadi petani di pulau sumba saat ini  ,mungkin  bukan sebuah pekerjaan yang menjanjikan atau bisa dibilang kaum rendahan yang dipandang dengan sebelah mata, namun perlu dicatat hanya dengan jasa merekalah  pangan akan selalu tersedia.

Sebetulnya banyak tenaga-tenaga penyuluh lapangan pertanian, PPL. Namun lebih suka duduk di belakang meja karena sudah memegang jaminan hidup berupa “SK” pegawai, buat apa cape-cape terjun lapangan? Mungkin begitu alasannya. Maka tidak heran jika PPL pertanian dengan Petani di lapangan sering tidak nyambung, mungkin di Sumba Timur tidak demikian.

Beginilah nasib petani yang hidup di negri “Agraris”, bukannya petani diberdayakan dengan membekali ilmu taninya, malah yang mempunyai kebijakan diatas lebih suka mendatangkan buah-buah impor dari luar negri, yang sudah dibungkus dengan bahan pengawet. Tentu saja sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh.

Dalam waktu yang bersamaan hadir pula Iskandar Saher dan Nick Amstrong dari lembaga P3H Sumba, serta Thomas dari Canadian Food Green Bank. Mereka hadir sekedar ingin menyaksikan perkembangan masyarakat petani setelah masuk dalam program  pemberdayaan pertanian organik  oleh IPPHTI.
Pola seperti ini sangat bagus diterapkan, sebab manusianya yang digarap baru praktek yang lebih banyak di lapangan, saya sangat puas melihat ada perubahan di sini, dibanding satu tahun yang lalu. “ ucapnya puas
Menurut Iskandar Saher, Bahwa Thomas warga Amerika dengan gelar Doktor di bidang pertanian. Sangat mengapresiasi program dari IPPHTI, dengan melihat karya nyata yang ditunjukan oleh anggota SLPO Makamenggit.

“ Bukan  banyak dan sedikitnya yang kami tanam, namun ada kepuasan tersendiri dalam batin kami sebagai petani yang tidak bisa dinilai dengan materi, ini luar biasa.” Ucap Agustinus
“Pola budidayanya yang telah kami miliki dari program ini, sehingga ke depan jika ingin tanam lebih banyak di lahan sendiri sudah memahaminya.” Ucap Hendrika yang diamini oleh Merdeka teman sesama   anggota kelompok SLPO Makamenggit.
“isteri saya sudah pesan jauh-jauh hari jika panen semangka harus dibawakan satu ke rumah, jika tidak wah bisa bahaya.’ Kata  Rehabiam Kilimandu  sambil menggendong semangkanya.
“iya bisa - bisa tidak dibukakan pintu.” Kelakar Amos Pariwana menggoda Rehabiam
Para petani di Desa Makamenggit hampir 80  persen belum pernah merasakan makan semangka, sedangkan menanampun baru mereka lakukan, begitu program IPPHTI masuk ke sumba timur.
“ Kami hanya dengar namanya saja dan menonton di televisi, bagaimana cara tanam dan rasanya, sekarang terlaksana dan kami sangat menikmatinya,mantap…!” cerita Abraham Loasana.




Matahari mulai tenggelam di ufuk barat, dibungkus oleh awan hitam. Teriakan teriakan kakalak  sebagai tanda kesukacitaan saat panen khas budaya Pulau Sumba tak terdengar lagi. Para petani SLPO Makamenggit kembali ke rumahnya dengan membawa hasil panen buat keluarganya masing-masing.
Sejuta kegembiraan diceritakan sambil bercengkrama pada keluarganya. Hasil karya nyata yang mereka rasakan. Panen itulah tujuan hakiki yang dijadikan target oleh para petani.
Kekalutan pada tahun lalu, kabut yang selalu menggumpal pada kalbunya sedikit terbuka oleh pantulan pantulan cahaya yang menyinari relung hatinya mulai tersibakkan.
Bekal berupa ilmu bagi petani sebagai tongkat kehidupan,itulah jawabnya…!! (Radita)
Mr Thomas & Nick Amstrong




Tidak ada komentar:

Posting Komentar