Dimana bumi
dipijak di situ kita berkarya,barulah langit dijunjung. mungkin kalimat inilah yang pas untuk sebuah
kegiatan yang dilakukan para petani dari
makamenggit sumba timur, sebab selama
hampir satu tahun mereka mengikuti program pemberdayaan pertanian organik dari
Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia,IPPHTI.
Para petani
tersebut turun gunung sekedar untuk berbagi kepada sekolah – sekolah di
perkotaan dari mulai tingkat SMP hingga SMA. Mereka melakukan Safari organic.
Sejak September lalu, Petani yang tergabung dalam
Sekolah Lapang Pertanian Organik,SLPO Makamenggit. Dalam rangka menyambut Hari
Tani Nasional jatuh pada 24 september. Mereka mencoba berbagi tentang Pertanian
dan Peternakan Organik, tujuan safari ini adalah untuk mengenalkan pentingnya pertanian
berkelanjutan yang ramah lingkungan, dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada
disekitar alam, tanpa memnggunakan bahan-bahan yang berbau kimia sisntetis.
“ Selain
bahan yang dipakai murah dan mudah, ini sangat menguntungkan bagi petani yang ada di kepulauan seperti kami.’ kata Marteen djami, anggota
SLPO Makamenggit.
“pola-pola
demikian yang harus diketahui oleh para generasi, supaya nantinya tidak
ketergantungan jika ingin terjun sebagai petani.” Tambahnya.
Safari
Organik, dimulai dari SMPN 1 Waingapu,
hamper semua siswa mengikuti acara tersebut. Selain para sisiwa, gurunyapun
tidak mau ketinggalan menyaksikan materi yang disajikan oleh petani dari
Makamenggit.
“ ini sangat
bermanfaat bagi siswa untuk menambah wawasan.” Ujar kepala sekolah SMPN 1
Waingapu.
Selesai
acara banyak para guru mengaku menyesal tidak bisa ikut karena bertabrakan
dengan jadwal mengajar, ahirnya mereka menyalin dari teman sesame guru dan siswa. Seperti pembuatan pakan ternak
organik yang disajikan oleh petani Makamenggit.
Acara
selanjutnya Safari Organik dilanjutkan di SMA Kristen Payeti, Waingapu Sumba
Timur. Dengan pemateri Markus Dendungara dan Rehabiam Kilimandu.
Markus mengenalkan uji kadar mineral pupuk organik cair
dengan pupuk kimia pada siswa dan para guru. Semua siswa dari kelas 1 sampai kelas 3 berjumlah 900
0rang menghadiri acara tersebut sampai
tuntas.
“ Uji Kadar
Mineral,UKM. Perlu dikenalkan sebagai perbandingan agar mereka mengetahui,
bahwa pupuk organik hasilnya tidak kalah
dengan pupuk kimia buatan pabrik.” Jelas Markus.
Dra Yuliana
Gala sebagai kepala Sekolah SMA Kristen, di ujung acara mengutarakan .” Merasa
bersyukur kedatangan para petani yang mau berbagi ke Sekolah kami, sebab
belum tentu siswa yang sudah lulus dari
sini nanti dilanjutkan semuanya, karena paktor ekonomi, jadi ini bisa dijadikan
bekal.” Ujarnya.
“Malahan
sebaiknya ada kerjasama lanjutan khusus untuk kelas tiga,program ini bisa
mengurangi tingkat pengangguran supaya usai lulus bisa praktek langsung .”
harapnya
Pengenalan
pertanian organik di kota waingapu Sumba Timur, oleh SLPO Makamenggit
dilaksanakan juga di Sekolah Menengah Kejuruan Negri satu, SMKN 1 Waingapu.
Menurut
pendamping petani SLPO Makamenggit, dari Ikatan Petani Pengendalian Hama
Terpadu Indonesia,IPPHTI. Rahmat, “ Melakukan safari organik ke sekolah-
sekolah di daerah ini merupakan yang
pertama terjadi di negri yang disebut
sebagai negara “Agraris” sepanjang hari
tani nasional diperingati."
"Ini
merupakan moment yang tepat. Sebabnya generasi sejak dini harus dikenalkan pada
generasi dampak bahaya pupuk yang berbahan kimia sintetis, bagi lingkungan dan
kesehatan tubuh manusia.” Paparnya
Menurut Rahmat lagi." Materi yang disajikan para petani memperagakan ,seleksi benih padi model SRI, Pakan Ternak Organik,Pupuk organik cair dan pemanfaatan daun pisang sebagai tempat biji semai sayuran organik.
Acara Safari
Organik berahir di SMPN 2 Rindi,jarak dari kota waingapu sekitar 70 km,
kebetulan bertepatan dengan hari pangan sedunia pada 5 oktober. Di sekolah tersebut juga
dihadiri oleh para orang tua murid yang berprofesi sebagai petani.
Kepala
Sekolah SMPN 2 Rindi, Drs Jack Mbuick mengatakan “ Materi yang disampaikan oleh para
petani sebaiknya masuk dalam muatan lokal di sekolah, karena ini berkaitan erat
dengan lingkungan. Semoga ke depan bisa terlaksana.” Katanya.
Pendapat Ketua
Gapoktan Kecamatan Rindi yang hadir dalam acara Safari Organik Di SMPN 2 Rindi,
bercerita, jika semua petani dibekali dengan sumber daya manusianya, bukan hal
yang mustahil kemandirian pangan akan terwujud, apalagi masuk dalam muatan
lokal di sekolah, ini sangat bermanfaat.
Alam adalah
tempat berpijaknya segala mahluk untuk berkembang biak, sudah seharusnya
pertanian yang berbasis lingkungan dan kearifan lokal dikenalkan pada generasi
sejak dini.(Radita)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar