Sabtu, 17 November 2012

Dari IPPHTI Lewat Radio Max Fm Sampailah Ke Petani


  
Program pemberdayan pertanian organik  oleh Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia, IPPHTI. Bersama  SLPO Makamenggit, Desa Maka Makamenggit, Kecamatan Nggaha Ori Angu, Kabupaten Sumba Timur, hampir selesai menjelang ahir tahun 2012.
Selama berjalannya program  dari mulai tanam padi dengan pola SRI dan budidaya sayuran organic, materi yang diberikan  kepada para petani peserta program  telah diperaktekan di lahan belajar  dan diaplikasikan di lahannya masing-masing.
Selain  belajar teori dan praktek langsung  bagi para petani SLPO Makamenggit di lahan belajar. Setiap hari minggu para petani diajak talk show/ wawamncara di Radio Max Fm   96,9 kota waingapu kabupaten sumba timur.
Petani harus mampu berbagi lewat udara kepada pendengar sesama petani di Sumba Timur, apa yang dilihat dan dirasakan selama mengikuti program
Acara yang bertajuk “Ayo Bertani Organik”  Mengudara  selama dua jam setiap hari minggu sore, kerja sama Radio Max Fm dengan Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia,IPPHTI.
“Saya baru pertama kali masuk studio radio, antara kaget dan bangga jadi campur sari.” Ucap Markus  Dendungara salah seorang anggota petani SLPO Makamenggit.
“Merasa bangga saya hanyalah seorang petani,namun suara saya didengar banyak orang oleh petani di Sumba Timur, dan yang lebih utama kita bisa berbagi dengan sesama petani.” Tambahnya lagi
Begitu acara “Ayo Betani Organik” lewat Radio Max Fm mengudara, banyak sekali para pendengar yang bertanya seputar keluhannya  mengenai kendala –keldala pertanian  yang mereka hadapi, baik itu lewat SMS atau telpon.
Dari pendapat dan pengalaman yang di kemukakan oleh para petani SLPO Makamenggit, ketika diajak wawancara lewat Radio, sangat beragam. Namun secara keseluruhan mereka merasa senang bisa menyampaikan apa yang  dipelajarinya dari program bersama Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia.IPPHTI.
Matius Wohangara, seorang pendengar  dari La Menggit mengatakan “ Dengan adanya acara tersebut ini sangat membantu kami sebagai petani, sebab selama ini tidak ada Radio yang perduli dengan nasib Petani. Harusnya Pemerintah Lebih peka Membaca situasi seperti ini.” Katanya
“Dari dulu belum pernah ada radio yang menyiarkan tentang pertanian, padahal  masyarakat butuh dengan informasi, bagaimana cara bertani yang baik agar hasil sesuai dengan harapan.  Sedsangkan petugas lapangan pertanian yang ada pun, hanya namanya saja. “ ujar Deni  seorang petani, pendengar dari Kandara, Kecamatan Kambera.
“Coba lihat Daerah kandara, Kawangu serta daerah daerah lain banyak  lahan irigasi belum  diolah dengan maksimal jika dibimbing oleh para PPL yang ada dan terjun langsung mungkin hasilnya akan lain, tapi sudahlah. Sudah ada acara dari Radio Max Fm walau satu minggu satu kali, ini cukup memberi  pencerahan pada petani.” UJarnya lagi
“Saya merasa bangga dan kagum , petani dari Desa  mampu berbagi lewat udara untuk kemajuan sumba timur, semoga mereka pendengar memahami apa yang warga kami samapaikan. Ini satu terobosan yang dahsyat.” Kata Yohana Wulang, Kepala Desa Makamenggit
Dampak Positif  Dari Radio
Sejalan dengan bergulirnya   acara “AYO BERTANI ORGANIK” lewat Radio Max Fm Waingapu, Sumba Timur. Dengan panduan Penyiar Kang Bayan Dari Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia,IPPHTI. Ada beberapa kelompok masyarakat yang merasa terinspirasi,tergugah. Sehingga mereka  mengolah lahan kemudian membentuk kelompok tani sendiri , seperti di La Menggit dan daerah Kalu.
“ Awalnya kami sering mendengar acara “Ayo Bertani Organik” Terus kami buat kelompok, Hasilnya seperti ini.” Kata Heindrik Pulu ketua Lata luri di Lamenggit. Sambil menunjukan tanaman sayurnya yang sedang siap panen.
“Sebentar lagi kami panen timun, ini ada lima ratusan pohon yang ditanam.” Tambah Jois Ndahawali seorang ibu anggota Kelompok Lata Luri La Menggit  yang dikomandani Heindrik Pulu
Di lahan tersebut nampak beberapa jenis sayuran yang dibudidayakan oleh masayarakat La Menggit. Ada Timun jepang atau Kiuri, Tomat, Semangka , Pet cay ,Kol dan Lettuce.
Lain Kelompok Lata Luri lain pula dengan kelompok Kawara Pandulang di daerah Kalu Kelurahan Prailiu. Kecamatan Kambera .jenis  sayuran yang dibudidayakan hampir sama, hanya yang membedakan lokasi kebun, Kelompok Lata Luri berdekatan dengan sungai Payeti sehingga memudahkan penyiraman. Sedangkan Kelompok Kawara pandulang hanya mengandalkan air dari sumur anggota. “Setiap kali nyiram Kami ibu-ibu pikul air, tapi kalau sudah hijau begini tak terasa cape. Cerita Novianti Dembi Tamar. Selaku ketuanya.
“Sebagian besar di kelompok ini anggotanya ibu-ibu, pendengar setia Radio max Fm. “ Katanya lagi dengan sumringah.
Peranan Radio Di Daerah
Sebagai anak daerah saya merasa terpanggil untuk menyumbangkan  apa yang saya mampu bagi kemajuan kabupaten Sumba timur, walau ini hanya Radio lokal. Serta merasa beruntung bisa kerjasama dengan Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia,IPPHTI.” Kata Heinrick Dominggus Dengi, Pemilik Radio Max Fm 96,9 Waingapu Sumba Timur.

Media seperti Radio merupakan alat penyampai informasi yang murah serta mampu dinikmati oleh banyak orang dalam waktu yang bersamaan. Radio seperti Max Fm memiliki andil besar serta penting dalam mencerdaskan  masyarakat sekitarnya. Alasannya, tingkat minat baca masyarakat  masih rendah , intinya media Radio yang paling ampuh untuk saat ini.                            
JJJJJJJOOOOOOOOOOOOOOOOOOSSSSSSSSSSSSSSSSS , Jangan Omong Saja…..!!!!! itulah slogan setiap acara mengudara.
Bangunlah JIwanya…..
Bangunlah Badannya….
Untuk Indonesia Raya….!!!!
(Radita)

                                           Catatan: tulisan ini untuk para petani, Pendengar Radio         
                                                            Di Kabupaten sumba Timur


Tidak ada komentar:

Posting Komentar