Program
pemberdayan pertanian organik oleh Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu
Indonesia, IPPHTI. Bersama SLPO Makamenggit, Desa Maka
Makamenggit, Kecamatan Nggaha Ori Angu, Kabupaten Sumba Timur, hampir selesai
menjelang ahir tahun 2012.
Selama
berjalannya program dari mulai tanam
padi dengan pola SRI dan budidaya sayuran organic, materi yang diberikan kepada para petani peserta program telah diperaktekan di lahan belajar dan diaplikasikan di lahannya masing-masing.
Selain belajar teori dan praktek langsung bagi para petani SLPO Makamenggit di lahan
belajar. Setiap hari minggu para petani diajak talk show/ wawamncara di Radio
Max Fm 96,9 kota waingapu kabupaten
sumba timur.
Petani harus
mampu berbagi lewat udara kepada pendengar sesama petani di Sumba Timur, apa
yang dilihat dan dirasakan selama mengikuti program
Acara yang
bertajuk “Ayo Bertani Organik”
Mengudara selama dua jam setiap
hari minggu sore, kerja sama Radio Max Fm dengan Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia,IPPHTI.
“Saya baru
pertama kali masuk studio radio, antara kaget dan bangga jadi campur sari.”
Ucap Markus Dendungara salah seorang
anggota petani SLPO Makamenggit.
“Merasa
bangga saya hanyalah seorang petani,namun suara saya didengar banyak orang oleh
petani di Sumba Timur, dan yang lebih utama kita bisa berbagi dengan sesama
petani.” Tambahnya lagi
Begitu acara
“Ayo Betani Organik” lewat Radio Max Fm mengudara, banyak sekali
para pendengar yang bertanya seputar keluhannya
mengenai kendala –keldala pertanian
yang mereka hadapi, baik itu lewat SMS atau telpon.
Dari
pendapat dan pengalaman yang di kemukakan oleh para petani SLPO Makamenggit,
ketika diajak wawancara lewat Radio, sangat beragam. Namun secara keseluruhan
mereka merasa senang bisa menyampaikan apa yang
dipelajarinya dari program bersama Ikatan
Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia.IPPHTI.
Matius Wohangara, seorang pendengar dari La Menggit mengatakan “ Dengan adanya
acara tersebut ini sangat membantu kami sebagai petani, sebab selama ini tidak
ada Radio yang perduli dengan nasib Petani. Harusnya Pemerintah Lebih peka
Membaca situasi seperti ini.” Katanya
“Dari dulu
belum pernah ada radio yang menyiarkan tentang pertanian, padahal masyarakat butuh dengan informasi, bagaimana
cara bertani yang baik agar hasil sesuai dengan harapan. Sedsangkan petugas lapangan pertanian yang
ada pun, hanya namanya saja. “ ujar Deni seorang petani, pendengar dari Kandara,
Kecamatan Kambera.
“Coba lihat
Daerah kandara, Kawangu serta daerah daerah lain banyak lahan irigasi belum diolah dengan maksimal jika dibimbing oleh
para PPL yang ada dan terjun langsung mungkin hasilnya akan lain, tapi
sudahlah. Sudah ada acara dari Radio Max Fm walau satu minggu satu kali, ini
cukup memberi pencerahan pada petani.”
UJarnya lagi
“Saya merasa
bangga dan kagum , petani dari Desa
mampu berbagi lewat udara untuk kemajuan sumba timur, semoga mereka
pendengar memahami apa yang warga kami samapaikan. Ini satu terobosan yang
dahsyat.” Kata Yohana Wulang, Kepala Desa Makamenggit
Dampak Positif Dari Radio
Sejalan
dengan bergulirnya acara “AYO BERTANI ORGANIK” lewat Radio Max Fm Waingapu, Sumba Timur.
Dengan panduan Penyiar Kang Bayan
Dari Ikatan Petani Pengendalian Hama
Terpadu Indonesia,IPPHTI. Ada beberapa kelompok masyarakat yang merasa
terinspirasi,tergugah. Sehingga mereka
mengolah lahan kemudian membentuk kelompok tani sendiri , seperti di La Menggit dan daerah Kalu.
“ Awalnya
kami sering mendengar acara “Ayo Bertani
Organik” Terus kami buat kelompok, Hasilnya seperti ini.” Kata Heindrik Pulu ketua Lata luri di
Lamenggit. Sambil menunjukan tanaman sayurnya yang sedang siap panen.
“Sebentar
lagi kami panen timun, ini ada lima ratusan pohon yang ditanam.” Tambah Jois Ndahawali seorang ibu anggota
Kelompok Lata Luri La Menggit yang
dikomandani Heindrik Pulu
Di lahan
tersebut nampak beberapa jenis sayuran yang dibudidayakan oleh masayarakat La
Menggit. Ada Timun jepang atau Kiuri, Tomat, Semangka , Pet cay ,Kol dan
Lettuce.
Lain
Kelompok Lata Luri lain pula dengan kelompok Kawara Pandulang di daerah Kalu
Kelurahan Prailiu. Kecamatan Kambera .jenis
sayuran yang dibudidayakan hampir sama, hanya yang membedakan lokasi
kebun, Kelompok Lata Luri berdekatan dengan sungai Payeti sehingga memudahkan
penyiraman. Sedangkan Kelompok Kawara pandulang hanya mengandalkan air dari
sumur anggota. “Setiap kali nyiram Kami ibu-ibu pikul air, tapi kalau sudah
hijau begini tak terasa cape. Cerita Novianti
Dembi Tamar. Selaku ketuanya.
“Sebagian
besar di kelompok ini anggotanya ibu-ibu, pendengar setia Radio max Fm. “
Katanya lagi dengan sumringah.
Peranan Radio Di Daerah
“Sebagai anak daerah saya merasa terpanggil untuk
menyumbangkan apa yang saya mampu bagi
kemajuan kabupaten Sumba timur, walau ini hanya Radio lokal. Serta merasa
beruntung bisa kerjasama dengan Ikatan
Petani Pengendalian Hama Terpadu
Indonesia,IPPHTI.” Kata Heinrick
Dominggus Dengi, Pemilik Radio Max
Fm 96,9 Waingapu Sumba Timur.
Media
seperti Radio merupakan alat
penyampai informasi yang murah serta mampu dinikmati oleh banyak orang dalam
waktu yang bersamaan. Radio seperti Max
Fm memiliki andil besar serta penting dalam mencerdaskan masyarakat sekitarnya. Alasannya, tingkat
minat baca masyarakat masih rendah ,
intinya media Radio yang paling ampuh untuk saat ini.
JJJJJJJOOOOOOOOOOOOOOOOOOSSSSSSSSSSSSSSSSS
, Jangan Omong Saja…..!!!!! itulah slogan setiap acara mengudara.
Bangunlah
JIwanya…..
Bangunlah
Badannya….
Untuk
Indonesia Raya….!!!!
(Radita)
Catatan: tulisan ini untuk para petani, Pendengar Radio
Di Kabupaten sumba Timur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar