Pertama kali masuk ke areal sawah di
daerah Kandara, Kecamatan Kambera ,Kabupaten Sumba timur. Waktu itu masih bulan
Pebruari tahun 2012. Hujan sedang mengguyur dengan deras.
Lahan sawah irigasi yang nampak hanya
dipakai sebagian, selebihnya menganggur terlantar, berkeliling menemui setiap
petani yang ada dengan ditemani oleh seorang kawan . Heinrick Dengi namanya.
Heinrick Merupakan anak daerah
sebagai pemilik stasion Radio Max Fm Waingapu, yang perduli dengan nasib para
petani di daerahnya lahir.
Terjadi perbincangan seru kala itu. “
kenapa tidak tanam sayur di sawah untuk merotasi tanaman” tanyaku pada seorang
petani.
“Tanam sayur di sawah..?” petani itu
keheranan balik bertanya.
“Wah mustahil pak , kan bisa
kelebihan air.”
“Kami di sini belum pernah ada yang mencoba tanam sayur di persawahan.” Kata petani
yang bernama Gerson
Dari perbincangan diatas bisa
disimpulkan bahwa, pengetahuan para petani di Sumba Timur masih rendah. Mereka belum
paham apa dan bagaimana manfaat sistim rotasi tanaman padi. Mereka belum memahami
bagaimana cara bertani sayuran di sawah.
“Selama ini meskipun ada Penyuluh
Pertanian Lapangan,PPL. Kami belum pernah dan tidak diberitahu apa itu rotasi
serta pola tanam sayuran di sawah.” Kata Gerson lagi
Lama termenung setelah perbincangan
dengan petani, kasihan nasib petani selama ini seperti berjuang sendirian.
Ahirnya menginjak bulan mei 2012, kami dari
Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia,IPPHTI bekerja sama dengan Radio Max Fm Waingapu, mencoba menjawab
keraguan para petani Kandara dengan menanam sayuran di sawah. Jenis yang
ditanam seperti,Kol, Tomat, Timun dan Semangka. Hal ini yang menjadi kendala pada
setiap petani di Sumba Timu
Ada beberapa petani yang tertarik
untuk mencoba tanam sayur di sawah Kandara, Deni, Erik dan Axel. Setelah di
coba sampai panen, maka mulai terbuka lah
wawasan petani di Kandara. Bahwa tidak ada yang tidak mungkin apabila
sudah diperaktekan.Sebab rotasi tanaman sangat diperlukan untuk mengusir hama,
memutus hama dan menyuburkan kembali kondisi tanah.
Kemustahilan yang selama ini
menggelayut pada benak dan pikiran petani harus disibakkan, ketidaktahuan
wawasan tentang bertani yang baik dan benar harus disampaikan.
Rawan Pangan yang selalu menimpa setiap tahun di Kabpaten Sumba Timur,
bukanlah rawan pangan secara biologis saja. Namun lebih kepada rawan sumber
daya manusianya,SDM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar