“jangan heran setiap bulan Oktober atau Nopember suhu mulai
naik panas menyengat,sebab tadinya padang rumput kini warnanya mulai
menghitam,rerumputan yg menyelimuti bebatuan muali nampak telanjang,langsung
kena sinar matahari.” Rambu mulai bercerita
Hmmm daerah Napu,Sumba Timur memang dikenal dengan kegersangannya,namun
yang mengherankan dan takjub warganya cukup kuat bertahan walau dengan iklim
yang ekstrim begini.lalu bagaimana cara menyiasatinya? Dalam persediaan pangan
mereka seelama kemarau panjang?lagi –lagi rambu tidak bosan berbagi cerita.
“Jika kemarau begini Kami terbiasa mengambil air sekedar
untuk minum jaraknya cukup jauh sekitar 5 km dengan jalan kaki,hanya untuk
mendapatkan satu jerigen lima liter air saja. Lebih parah lagi waktu itu orang
Wunga,jalan kaki 3 km dengan menuruni tebing terjal kedalaman 120 meter lalu kemiringannya
sekitar 90 derajat.mengambilnya pun harus sama sama saat pagi hari,sebab jika
sudah agak siang cuku panas dan menguras tenaga.Tapi sekarang orang wunga
sedikit merdeka ,ada yang membuatkan sumur pada tahun 2012,kedalamannya hanya
26 meter saja.Yang buat dari Radio Max Fm Waingapu.” Cerita Rambu agak panjang.
(Fhoto By : Wenda Radjah) |
“Ini ada air dan makanan khas daerah sumba.”Ujar Rambu
menggoyahkan lamunanku.”Tadi Appu ada antar air dan makanan,ketika Akang
tertidur,sekarang Appu sudah kembali ke rumahnya lagi.”sambung Rambu
Nampak ada makanan khas, namanya manggulu yang terbuat dari
pisang dan kacang tanah yang ditumbuk.Hmmm cukup mengasyikan memang sore
ini.menurut Rambu,pisang di daratan Sumba sangat sulit sekarang ini sebab semua
terserang penyakit darah dan belum ada tindakan apa-apa dari pemerintah
setempat.Keluarganya terbiasa menyimpan benih jagung dengan cara dililitkan ke
pohon kelapa,pohon lontar atau pohon asam.ketika menjelang musim hujan baru
benih itu di turunkan untuk di tanam.lama penyimpanan sekitar 8 hingga 9
bulan,dan itu adalah caranya bertahan dalam menghadapi iklim yang ekstrim
.Andaikan tidak ada beras jagung itu bisa diturunkan,dibuat Uhuwatar (Nasi Jagung)
atau jia mau dibuat younggang.Makanan khas orang Sumba dengancara dibakar
diatas bara api memakai seng kemudian digoyang –goyang.Hingga hasil jagunya
merekah,barulah bisa dikonsumsi sebagai makanan ringan .Namun katanya sekarang
sudah jarang orang melakukannya,padahal itu merupakan warisan budaya nenek
moyang orang Sumba.
“Sekarang bibit lokalpun hampir sulit,sebab tergeser oleh
bibit hibrida. Kalau bibit lokal tahan simpan,sedang bibit jagung hibrida bantuan
pemerintah cepat bubuk tidak tahan simpan.Andaikan bibit lokal hilang atau
punah dengan kondisi kebiasaan iklim di Sumba yang panjang kemaraunya hingga 9
bulan ,bukan tidak mungkin akan terkena bencana kelparan.” Nada bicaranya Rambu agak galau.
Di tingkat lapangan masyarakat petani tidak bisa membedakan antara
lokal dan hibrida,akhirnya bibit lokal
akan punah dengan sendirinya.sebab katanya bibit hibrida lebih bagus hasil
panennya.sementara dari cara perawatannya disamakan dengan bibit jagung
lokal,maka hasilnya pun akan sangat berpengaruh. Kemudian lagi hibrida tidak
bisa ditanam kembali,berbeda dengan bibit lokal yang dimiliki oleh petani sudah
beradaftasi dengan iklim dan tanah sumba.
“Harusnya pemerintah paham akan hal itu,lucunya bantuan
bibit juga tidak sedikit dari pemerintah pusat,seperti Bantuan langsung Benih
Unggul (BLBU)namun tidak sampai ke tangan petani sebab dikorupsi.Dari bantuan
bibit saja banyak pejabat yang ditangkap
akibat menipu petani dengan memanfaatkan jabatannya.”
Ada rasa galau yang mendalam pada jiwanya.Kegusaran yang beralasan tentang nasib petani dan tanah kelahirannya.Kering dan gersang sudah langganan setiap tahun,namun masih saja ada yang memanfaatkan kesempatan untk menipu petani.
Terima kasih Rambu ceritanya.Semoga akan sedikit berubah
nantinya daerahmu.tetaplah bersemangat dan teruslah berusaha serta berdoa pada
Pencipta Alam Semesta......
Ya Alloh Engkaulah Pembimbing dan Pembina
kehidupanku........
Rahmat Adinata,(Waingapu 15/4/16)
Ketua Nasional : Gerakan PetaniNusantara (GPN)
Catatan: Rambu : Panggilan untuk Perempuan (Bahasa Sumba)
Appu : Nenek (Sumba)
Manggulu : makanan khas Sumba yang terbuat dari pisang dan kacang tanah yang ditumbuk.
Appu : Nenek (Sumba)
Manggulu : makanan khas Sumba yang terbuat dari pisang dan kacang tanah yang ditumbuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar