Sabtu, 14 Oktober 2017

Jejak :Peranan Radio Dalam Gerakan Organik Di Pulau Sumba (Bag.1)


 Pada Tahun 2012,Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia,IPPHTI pertama kali meletakan embrio pertanian organik dengan SLPO ,Sekolah Lapang Pertanian Organik Makamenggit, bermula dari Desa Makamenggit,kecamatan NGGOA Sumba Timur.Lalu melebar pada lahan kering di daerah Waingapu sebagai ibu kota kabupaten Sumba Timur.Di waingapu gerakannya lebih gencar sebab waktu itu IPPHTI ,Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia bekerja sama dengan radio Max Fm Waingapu.Melakukan kegiatan  siaran yang bertajuk “Ayo Bertani Organik.” Mengudara setiap hari Minggu ,selama  dua jam.
Rahmat Adinata,pembawa acara "Ayo Bertani Organik"
 Di Radio Max Fm 96,9 Waingapu,Sumba Timur,NTT.

Selama mengudara para petani bimbingan IPPHTI diajak Talk show di studio radio max Fm Waingapu ,untuk berbagi apa yang pernah di alami dari lapangan kemudian  dibagikan lewat udara ke para pendengar radio dikawasan Sumba Timur.Berkat publikasi yang diinformasikan oleh radio, gaung pergerakan organik khusus di Sumba timur dan secara umum di Pulau sumba makin hari tambah marak.Masyarakat mulai tertarik menerapkan pola –pola pertanian  ramah lingkungan yang berkelanjutan.


Mariana Mbara Papa,Anggota SLPO Makamenggit Saat Talk Show di Radi Max Fm Waingapu (2012)



Radio bisa juga dikatakan sebagai media informasi yang terbilang murah,sebab satu radio bisa didengarkan oleh beberapa orang dalam satu rumah, bisa juga petani mendengarkan langsung melalui telpon seluler yang dimilikinya.Akan sangat berbeda bila informasi lewat media masa seperti koran,selain mahal tarap minat baca petanipun masih rendah.

Markus Dendu Ngara,anggota SLPO Makamenggit

“Kalau mendengarkan acara.”Ayo Bertani Organik” dari radio Max FM setiap hari Minggu serasa zaman dulu saat mendengarkan RRI dari Jakarta.Mendapat informasi sekaligus hiburan.”Ujar Julius ,seorang petani di daerah Kandara,Waingapu Sumba Timur.
Setiap hari Minggu mulai pukul 17.00-19.00 malam,petani anggota SLPO Makamenggit bimbingan IPPHTI diajak berdialog.Mereka akan bercerita langsung lewat udara ,apa yang pernah di alami saat mengikuti Sekolah Lapang dalam demplot pertanian organiknya.Dari acara tersebut muncul dialog atara pendengar dengan nara sumber dari kalangan petani yang tergabung dalam SLPO Makamenggit.

Putri Ara,Peserta SLPO Makamenggit

Sejujurnya,tidak mudah mengajak para petani berdialog dalam studio radio yang baru mereka alami.Terkadang suasananya menjadi grogi sebab baru pertama kali dalam sejarah hidupnya.”Ruangan sangat dingin sebab ada Ac-nya,tapi badan saya berkeringat.” Kata Mariana Mbara Papa,anggota SLPO Makamenggit saat diajak berdialog,waktu itu.
Dikawasan Indonesia bagian Timur,Khususnya di kota waingapu  kabupaten Sumba Timur,radio merupakan sarana informasi yang sangat dibutuhkan dan mendukung dalam mencerdaskan para petani melalui informasi yang disampaikannya melalui udara.Mungkin di Indonesia yang katanya sebuah negara “AGRARIS” hanya radio Max Fm 96,9 ,sebagai radio lokal yang mengadakan siaran khusus pertanian organik.” Masyarakat petani di Sumba Timur sangat butuh serta haus dengan informasi seputar pertanian ,sebagai anak lokal sudah seharusnya membantu para petani dengan fasilitas yang kami miliki.”Ujar Heinrich Dengi,pemilik Radio Max Fm Waingapu Sumba Timur.(Rahmat Adinata,Bandung 15 Oktober 2017)

Bersambung........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar