Jumat, 15 November 2013

SRI ....Kini Di Karuni...!



 
“Awalnya kami tidak yakin dengan pola ini saat disampaikan pertama kali pada pertemuan anggota kelompok tani Karuni.’ kata Charles Geli sebagai ketua Kelompok SLPO Karuni,Desa Karuni Kecamatan Loura ,Kabupaten Sumba Barat Daya.NTT
Pernyataan tersebut dikemukakan ketika kelompok tani mengadakan temu lapang petani tanggal 11 Nopember 2013 di Desa Karuni.
Biasanya petani di sini tebar benih padi tidak terukur secara pasti bahkan bisa lebih, namun setelah mendapat bimbingan dari Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia,IPPHTI lewat sekolah lapang,  kejadian yang sudah dialami beberapa puluh tahun silam akan ditinggalkan dengan sendirinya. Kini kita sudah memahami dengan tanam padi pola SRI.” Tambahnya lagi
Dalam program pemberdayaan Sekolah Lapang Pertanian Organik,SLPO Karuni yang digagas oleh IPPHTI di Kabupaten Sumba Barat Daya, ada beberapa petugas penyuluh pertanian turut serta sebagai peserta program.
“Sebagai petugas lapangan kami merasa perlu ikut program ini untuk menjawab tantangan yang dihadapi oleh petani binaan.” Ujar Lhusiana Gunu, sebagai petugas penyuluh pertanian dari Kecamatan Loura.
“Pola SRI dulu hanya dengar namanya saja, sekarang kami melakukan praktek langsung melalui sekolah lapang. Semula sempat ragu juga dengan tanam satu, namun setelah mengikuti perkembangan tanaman padi setiap minggu ahirnya keraguan hilang. Inilah bekal sangat berharga untuk kemajuan para petani di Pulau Sumba, khususnya Kabupaten Sumba Barat daya.” Ceritanya lagi.
Program pertanian organik yang dibimbing oleh IPPHTI di Kabupaten Sumba Barat Daya baru tahap awal pada komoditas padi saja selama satu musim tanam. Mungkin ke depan akan berlanjut pada budidaya sayuran organic saat menghadapi musim penghujan.
“Secara umum para petani di pulau Sumba tanam sayur saat musim hujan masih dibilang tabu,alasannya karena banyak hama dan penyakit pada tanaman, dan sampai sekarang belum mampu untuk mengendalikannya.” Kata ibu pelicia, petugas penyuluh pertanian dari Desa Ramma Dana.
Menurut Kustiwa Adinata sebagai  Koordinator IPPHTI Nasional.” Sumber daya alam di Pulau Sumba sangat mendukung untuk pengembangan pertanian yang berkelanjutan yang berbasis pada kearifan lokal. Petani hanya butuh sentuhan sedikit saja dampaknya kan dahsyiat.” tandasnya
"Ini hasil yang sangat luar biasa dan perlu dikembangkan  dengan pola SRI ,dari tanam satu ada anakan 47 dalam satu rumpun ." ujar Ir. Yakobus Bulu MMa. sebagai Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Barat Daya,NTT.

Keraguan yang menyelimuti, ketidak yakinan yang menghinggapi akan sirna dengan melakukan praktek langsung di lapangan. Inilah sebuah bentuk yang dibutuhkan oleh masyarakat petani kita. Bagaimanapun dari sebuah praktek akan mampu diambil satu kesimpulan.
Bangunlah Jiwanya..........
Bangunlah Badannya......
Untuk Indonesia Raya...........

(Radita,Waitabula  12 Nopember 2013)






@Tulisan ini untuk para petani di Sumba Pulau Organik....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar