Sabtu, 16 November 2013
Dibiarkan Mengalir Bodoh..
Memasuki bulan oktober 2013, sekelompok
masyarakat pendengar radio Max Fm 96,9 Wangapu, Kabupaten Sumba Timur membentuk sebuah kelompok tani organik,dengan
nama kelompok JOS.
Anggota dari berbagai daerah di Sumba Timur serta
lapisan elemen masyarakat. Awal mula yang
mereka budidayakan adalah jenis hortikultura dengan berbagai komoditas sayuran
dan buah-buahan organik.
“Sebelumnya masyarakat tidak terpikir untuk
memanfaatkan lahan kosong saat kemarau dekat aliran sungai payeti. Sekarang
setelah ada yang membimbing dan memberi contoh bukti lewat sayuran organik
pikiran kami jadi terbuka, sebentar lagi akan panen semangka dan hasil segera nampak.” Cerita Mama Resti selaku anggota kelompok Tani
Organik JOS.
Menurut Heinrick
Dengi sebagai pemilik radio Max Fm ,masyarakat petani Sumba Timur sangat haus dengan
informasi dan bimbingan langsung kepada petani, apalagi mengenai pertanian yang
ramah lingkungan, sebab bahan bahan yang dibutuhkan banyak terbuang percuma
selama ini belum dimanfaatkan.
Kelompok tani organik JOS merupakan salah satu
kelompok petani organik yang peduli dengan lingkungan, serta sadar akan bahaya
–bahaya yang ditimbulkan oleh produksi pertanian yang berbahan kimia sintetis.
“Sumba belum seluruhnya terkontaminasi oleh
bahan kimia sintetis baik pupuk maupun pestisida kimia, jadi dengan adanya
program pertanian organik dari Ikatan
Petani Pengendalian Hama Terpadu
Indonesia, IPPHTI dan Radio Mav FM Waingapu sangat bagus untuk kesehatan
dan lingkungan masyarakat ke depan nantinya.” Ujar Reimon, selaku ketua
kelompok JOS.
Proram pertanian organik bimbingan langsung dari IPPHTI tersebut akan berjalan selama 6 bulan waktunya. Dimulai
sejak bulan oktober 2013 dan akan berahir pada bulan Maret-2013.
Sebentar lagi kelompok JOS akan panen semangka
organik, inilah sebuah bukti pemebrdayaan sekolah lapang di lahan . selama ini
lahan tersebut dibiarkan mengganggur ketika kemarau ,padahal berdekatan dengan
sungai payeti. Seandainya setiap lahan kosong yang berdekatan dengan sungai
payeti dimanfaatkan ,mungkin kebutuhan pemenuhan sayuran dan buah-buahan untuk
masyarakat Kabupaten sumba Timur tidak perlu lagi dikirim dari luar Pulau
Sumba.
Semoga dengan adanya karya nyata dari kelompok tani organik JOS , mampu membukakan masyarakat sekitar bantaran kali Payeti di sekitar Waingapu serta akan mampu merubah kebijakan Pemerintah daerah Sumba Timur dalam hal Kemandirian pangan
Entah sudah berapa lama waktunya Sungai Payeti dibiarkan mengalir bodoh,saat
musim kemarau tiba ,ini potensi
yang terabaikan…
(Radita,Waingapu
17-11-2013)
Jumat, 15 November 2013
SRI ....Kini Di Karuni...!
“Awalnya
kami tidak yakin dengan pola ini saat disampaikan pertama kali pada pertemuan anggota
kelompok tani Karuni.’ kata Charles Geli
sebagai ketua Kelompok SLPO Karuni,Desa Karuni Kecamatan Loura ,Kabupaten Sumba
Barat Daya.NTT
Pernyataan
tersebut dikemukakan ketika kelompok tani mengadakan temu lapang petani tanggal
11 Nopember 2013 di Desa Karuni.
“Sebagai
petugas lapangan kami merasa perlu ikut program ini untuk menjawab tantangan
yang dihadapi oleh petani binaan.” Ujar Lhusiana
Gunu, sebagai petugas penyuluh pertanian dari Kecamatan Loura.
Program
pertanian organik yang dibimbing oleh IPPHTI di Kabupaten Sumba Barat Daya baru
tahap awal pada komoditas padi saja selama satu musim tanam. Mungkin ke depan akan berlanjut pada
budidaya sayuran organic saat menghadapi musim penghujan.
“Secara umum para petani di pulau Sumba tanam sayur saat musim hujan
masih dibilang tabu,alasannya karena banyak hama dan penyakit pada tanaman, dan
sampai sekarang belum mampu untuk mengendalikannya.” Kata ibu pelicia, petugas
penyuluh pertanian dari Desa Ramma Dana.
Menurut Kustiwa Adinata sebagai
Koordinator IPPHTI Nasional.” Sumber daya alam di Pulau Sumba sangat
mendukung untuk pengembangan pertanian yang berkelanjutan yang berbasis pada
kearifan lokal. Petani hanya butuh sentuhan sedikit saja dampaknya kan
dahsyiat.” tandasnya
"Ini hasil yang sangat luar biasa dan perlu dikembangkan dengan pola SRI ,dari tanam satu ada anakan 47 dalam satu rumpun ." ujar Ir. Yakobus Bulu MMa. sebagai Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Barat Daya,NTT.
Keraguan
yang menyelimuti, ketidak yakinan yang menghinggapi akan sirna dengan melakukan
praktek langsung di lapangan. Inilah sebuah bentuk yang dibutuhkan oleh
masyarakat petani kita. Bagaimanapun dari sebuah praktek akan mampu diambil
satu kesimpulan.
Bangunlah Jiwanya..........
Bangunlah Badannya......
Untuk Indonesia Raya...........
(Radita,Waitabula 12 Nopember 2013)
@Tulisan ini untuk para petani di Sumba Pulau Organik....
Kamis, 14 November 2013
Temu Lapang Petani Di Pulau Sumba
Fielday atau
temu lapang petani berikut panen padi organik pada hari senin tanggal 11 nopember 2013. Di Desa Karuni
Kecamatan Loura Kabupaten Sumba Barat Daya,NTT
Dihadiri
oleh bupati Kabupaten Sumba Barat Daya, dr
Cornelis Kodi Mete berikut para kepala dinasnya seperti Kadis Pertanian,
Kadis Koperasi, Kadis Peternakan dan Kadis Perkebunan serta sejumlah tokoh
masyarakat .
(Radita,Karuni 11/11/13)
Selasa, 12 November 2013
Fielday/Temu Lapang Petani Organik Bersama IPPHTI di Sumba Barat Daya
http://www.youtube.com/v/moxJc3UwIf8?autohide=1&version=3&attribution_tag=Gd9wB_asCCdHO-ON8CZO3w&showinfo=1&autoplay=1&autohide=1&feature=share
Langganan:
Komentar (Atom)
