Sorghum (Jagung Rote/Watar Hamu) Diambang Kepunahan Di Bumi Marapu Sumba. |
Meskipun sebagian besar warga Sumba sebagai petani,namun nasib Jagung Rote makin tahun makin sedikit yang membudidayakannya.Hal ini tentu saja menjadi kendala tersendiri demi tercapainya kedaulatan pangan daerah.Sedangkan istilah gerakan "Diversifikasi Pangan" yang digelorakan oleh pemerintah barulah sebatas berita saja,buktinya hingga detik ini,apa yang diidamkan untuk "swasembada pangan" hanya sebatas angan-angan saja.
Melkianus petani Sorghum di Watumbaka,Sumba Timur |
Kenapa Menghilang..?
Tanaman pangan tersebut mulai menghilang sejak pemerintah (Zaman Orde Baru) mulai mengadakan swasembada beras,hingga munculnya pembagian beras rakyat miskin (RASKIN).Celakanya dengan adanya beras raskin ini posisi petani bukannya diuntungkan,justru sebaliknya.sebab kebutuhan beras nasional selalu mengandalkan impor,secara otomatis dampak yang ditimbulkan dengan adanya beras impor ini posisi petani semakin terpuruk.Dampak lainnya tanaman pangan yang biasanya dibudidayakan oleh petani lokal sedikit demi sedikit mulai diambang kepunahan.
Tanaman Sorghum di Kecamatan Haharu,Sumba Timur |
"Posisi jagung lokal pun mulai tergeser,sebab adanya bantuan benih jagung hibrida.Kemudian jika petani tanam padi keluhannya selalu ada serangan hama dan penyakit,hingga terkadang gagal panen.Sedangkan jenis tanaman tradisional yang dulu pernah jaya,semisal Sorghum sudah adaftasi dengan iklim di sini (Sumba) dan cara budidayanya pun terhitung mudah." Papar pendiri Radio Max Fm Waingapu,Sumba Timur ini.
Sorghum sebagai tanaman tradisional Pulau Sumba harus dibangkitkan kembali. |
"Sekarang ini jadi serba sulit,tanam jagung hibrida tidak bisa disimpan lama,tanam padi sering terserang hama dan penyakit,jadi sebaiknya sedikit demi sedikit kembali ke pangan lokal yang dulu pernah jaya.harusnya ini jadi perhatian pihak pemerintah ,utamanya bagi kami di kawasan wilayah Timur."Harap Markus ,petani wilayah kecamatan Haharu,Sumba Timur.
Dari data di lapangan,para petani Sumba yang membudidayakan Sorghum presentasinya sangat sedikit,alasannya karena keterbatasan bibit padahal lahan basah (sawah) bila dibandingkan dengan lahan kering (daratan) sangat jauh sekali (lebih banyak lahan kering).
Lahan Sorghum Ketan (pulut) di kecamatan Haharu,Sumba Timur |
"Jika ada gerakan Revitalisasi tanaman tradisional di pulau Sumba itu sangat bagus sekali untuk mencapai ketahanan pangan daerah,sebab sejak dari dulu secara iklim sangat mendukung." Tambah Sarah Hobgen,Staff KOPPESDA Sumba.
"AKANKAH HARAPAN SWASEMBADA PANGAN DI NEGARA #AGRARIS INI,HANYA SEBATAS ANGAN-ANGAN...???"
(Rahmat Adinata,Waingapu-17/5/19)
Apakah Saya bisa dapat bibit jewawut....???
BalasHapus