Minggu, 08 Mei 2016

Menghargai Yang Tidak Berharga

Petani sedang melakukan pengisian pupuk ke bekong dari daun pisang


Koker atau polibag secara umum masyarakat mengenalnya dari pelastik untuk persemaian tanaman.Namun yang dipraktekan oleh para petani organik di Kelompok Matawai Amah.Mereka memanfaaatkan bekong atau koker untuk tanaman persemaiannya dari daun pisang.
“Ini baru pertama kali bagi kami,ternyata sangat mudah pembuatannya serta bahan pun mudah didapatkan.Selama ini daun pisang  dibiarkan begitu saja.”  Ujar Paulus Warandoy,Ketua kelompok Matawai Amah,Desa Yubuway,Kecamatan Kahaungueti,Kabupaten Sumba Timur.

Susunan bekong dari daun pisang
Cara seperti ini bukanlah yang pertama di Yubuway,Sumba Timur.Awal mula pembuatan bekong dari daun pisang dikenalkan oleh Rahmat Adinata,bersama IPPHTI pada Sekolah Lapang pertanian Organik ,SLPO Makamenggit,Desa makamenggit,Kecamatan NGGOA.Tahun 2012.

Persemaian Paria dalam bekong siap tanam
Dengan menggunakan daun pisang selain praktis baik pembuatan maupun mendapatkan bahan yang sudah tersedia di alam sekitar,petanipun belajar menghargai lingkungan yang ada.Kelebihan daun pisang akan busuk dengan sendirinya berbeda dengan bahan koker plastik.

Sejarah awalnya dengan sistim bekong ini biasa diterapkan di daerah dataran tinggi penghasil hortikltura,seperti Pangalengan,Lembang Jawa Barat. Kini diterapkan di Pulau Sumba.Jenis sayuran yang sering pakai bekong biasanya tanaman hortikultura seperti :Kol,Tomat,Cabai,Kembang Kol,semangka,Melon,Paria hingga persemaian bawang merah dari biji.Hal ini bertujuan agar kondisi akar tidak terganggu saat melakukan penanaman.

Ibu  Ernesta Leha (ETA) di Persemaian hortikultura
Kelompok Matawai Amah,Yubuway
Banyak cara menyimpan tempat biji semai untuk Tanaman sayuran,buah-buahan dan sejenisnya.Ada dengan cara Brownies,Pocis,Bekong.Dengan cara Brownies tanah yang telah dicampur pupuk dicetak pakai alat khusus,agar membentuk kubus,Baru biji tanaman sayuran diletakan di atasnya.Sedangkan dengan cara bekong kita harus membuat terlebih dahulu lingkaran –lingkaran daun pisang dengan lebar 3 cm tinggi 3 cm,ditindik pakai lidi kering yang berfungsi sebagai pengunci daun.Biji semai sayuran kemudian ditutup dengan serbuk gergaji agar terasa ringan saat pertumbuhannya.

Dari cara-cara di atas agar persemaian tanaman tidak terganggu akarnya saat dipindah ke lahan dalam keadaan aman serta cepat adaftasi dengan kondisi barunya.
Tanam Kol  setelah dipindah dari persemaian
Untuk pembuktian tersebut,pada hari sabtu,8-Mei-2016 kelompok Matawai Amah,tanam kol dan Paria , telah menggunakan bekong dari daun pisang sebagai tempat biji semainya.Dalam pemindahanyapun tidak terlalu sulit.
“Kondisi tanaman setelah dipindah tetap kelihatan segar,sebab akarnya masih utuh.” Kata umbu Johanis,petani Yubuway anggota Kelompok Matawai Amah,Desa Yubuwai
Kondisi sumba dengan rentang kemarau panjang 8 hingga 9 bulan,alangkah bijak jika para petaninya dikenalkan pada praktek –praktek pertanian yang ramah lingkungan.Mengahargai yang tidak berharga hingga memiliki satu nilai,itulah esensi dari pertanian yang berkelanjutan yang orientasinya pada pertanian ramah lingkungan.


Rahmat Adinata,Waingapu (9/5/16)
Gerakan Petani Nusantara (GPN)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar