Gambar diambil dari laptop |
“Apa Mimpi
bapak ke depan..?”
“Mimpi saya
bagaimana caranya supaya petani itu cerdas,sebab ketahanan pangan itu dasarnya
ketahanan pengetahuan petaninya dulu yang digarap. Jangan bicara produksi atau
swasembada pangan sebelum petaninya dimuliakan,sebelum petaninya dicerdaskan
terlebih dahulu.Swasembada merupakan otomatisasi dari tingkat kecerdasan atau
SDM petaninya”
“Kemudian
Pak...?”
“Semoga Sumba
menjadi sebuah Pulau yang organik,sebab tanah ,air dan udaranya masih alami.”
Itulah bagian
dari dialog dalam Film Dokumenter “Kita,Alam Dan Masa Depan” yang diproduksi
oleh BaKTI dalam Program Pengelolanan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat
(PSDABM) ,Proyek Kemakmuran Hijau dari MCAI.
Film
Dokumenter dengan durasi waktu 17,11 detik.
Pertama kali diputar di Sumba Timur pada Hari Senin tanggal ,23 Mei
2016,bertempat di Kampus Universitas kriswina Sumba(UNWINA). Menghadirkan Kelompok Wanita Tani,Dinas Pertanian
,BP4K,DPRD Sumba Timur , beberapa LSM serta jurnalis.Menurut manajer BaKTI
area Sumba ,Wenda Radjah,Film Dokumenter ini akan terus bersafari atau
road show ke tiap kabupaten di Pulau Sumba.
“BaKTI
tugasnya mengkampanyekan hasil- hasil karya nyata yang ada di masayarakat ,baik
itu berupa majalah,kartun dan Film Dokumenter,dengan nama pengetahuan hijau.”
Ujar Riky sebagai Monev BaKTI saat membuka pemutaran perdana Film Dokumenter
tersebut di Kampus UNWINA ,Waingapu Sumba Timur.
Dalam Film
tersebut,Bagaimana Masyarakat Desa Aik Bual,Lombok ,NTB menjaga sungai sebagai aliran urat nadi
kehidupan,dengan menjaga dan membersihkannya dari sampah –sampah yang
mengotorinya. “Jika di atas bersih maka di bawahpun harus bersih.” Begitu ucap
Safarudin ,sebagai penggerak kebersihan sungai,dari Desa Aik Bual Lombok NTB.
Dari Narmada
Kabupaten Lombok Barat,seorang ibu Hj.Ummi Ningsih bagaimana memanfaatkan
sampah organik dan an organik hingga meningkatkan ekonomi rumah tangga bersama
anggota ibu-ibu PKK di Desanya.
“Sampah
organik kita beli dari mayarakat,kemudian dijadikan pakan ternak.kalau sampah
an organik atau plastik kita daur ulang agar lebih berguna.” Ujarnya
menjelaskan
Di
Pulau Sumba
Liputan di Mauliru Sumba Timur |
Liputan Film
Dokumenter di Pulau Sumba hanya di Kabupaten Sumba Timur,NTT. Dalam Film ,
menggambarkan bagaimana cara tanam padi dengan sistim maju tidak mundur lagi “
Jika petani mau maju maka tanampun harus maju.” Begitu cuplikan dalam dialog Rahmat
Adinata,dari Gerakan Petani Nusantara dengan Kadek Baruna ,di sawah Mauliru ,Waingapu Sumba Timur.
Dari Lewa,
Ibu Marthina Taraamah sebagai pengguna biogas menjelaskan,begitu besarnya
manfaat memiliki biogas hingga limbahnya bisa digunakan sebgai pupuk organik. “Limbah
biogas BIO SLURRY setelah dipermentasi mampu memperbaiki struktur tanah,menjaga
unsur hara untuk keuburan tanah hingga prodktifitas pertanian meningkat.”
Ujarnya
“Acara Ayo
Bertani Organik” di radio Max 96,9 Fm
masuk dalam tayangan dokumenter tersebut,sebab bagaimanapun petani memiliki hak yang sama dalam
mendapatkan informasi.
“Selama ini ketika
bertemu dengan petani terlihat betul bahwa mereka itu sangat kurang informasi,mereka tidak tahu apa yang
sedang terjadi,seperti kenapa gagal panen terus,kenpa diserang hama terus. Di
sini seperti ada informasi yang tidak sampai kepada petani.Nah di acara Ayo
Bertani Organik,petani boleh berinteraksi langsung,boleh bertanya kemudian ada
solusi-solusi yang praktis seputar persoalan-persoalan yang dihadapi oleh
petani.” Jelas Heinrich Dengi ,sbg pemilik Radio MaxFm Waingapu Sumba Timur.
Terima kasih
Yayasan BaKTI Makasar,semoga tontonan Film ini akan menjadi inspirasi dan
tuntunan bagi siapapun yang menyaksikannya. (Radita,25/5/16)
Rahmat Adinata,Waingapu 25/5/16
Gerakan Petani Nusantara.
Semoga sukses mewujudkan mimpi sang jendral organic....
BalasHapus