Musim
kemarau yang sudah melanda bumi Marapu atau pulau sumba, sangat dirasakan betul
oleh parapetani sayur, sebab air merupakan hal yang vital bagi keberlangsungan
hidup semua mahluk di dunia ini.
Tanah-tanah
kering retak dan gersang itulah gambaran jika musim kemarau tiba, tanaman pun seperti meranggas adanya.
Namun situasi ini tidak mengurangi semangat para ibu-ibu yang tergabung kedalam
kelompok wanita tani “Kawara Pandulang”Kalu,
Kelurahan Prailiu, Kecamatan Kambera, Sumba Timur.
“Matahari di
sini lebih panjang waktunya, jadi kami sebagai petani sayur harus mampu
menyiasatinya.” Kata ibu Yohana, anggota kelompok.
“Pagi-pagi
sekali harus nyiram sebab saat jam Sembilan matahari sudah terasa terik sekali,
ya nyambung nanti jam empat sore. Meski hanya mengandalkan air dari sumur ,tapi
kami sangat menikmatinya. Ini sudah tanam ke empat kalinya sejak November
2012.” Jelas Novianti, ketua kelompoknya.
“Ternyata
ada penyiraman yang sangat sederhana dengan menggunakan selang selain dengan
sisitem manual, ini memudahkan kami untuk merawat tanaman, tadinya kami pikul
air rame-rame dari sumur, sekarang sudah tidak lagi.” Jelasnya lagi
“Dengan kami
rajin menanam sayur tidak perlu lagi beli dari pasar, seperti kol dan bunga kol
itu kan sayuran yang selalu dikirim dari luar serta ekslusif, saat ini setiap
kali tanam selain bisa menjual ,keluarga juga
mengkonsumsinya.” Tambah Novianti lagi (Rdita,27/4/2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar