Minggu, 13 Januari 2013

Kampung Mandiri Pangan “Panda Organik”



Secara georafis nama sebuah kampung adalah bagian  wilayah dari nama Desa atau kelurahan pada kabupaten terpencil  yang jauh dari hiruk pikuk kota besar.
Nama kampung sangat jelas berkonotasi serba keterbatasan dari segala apapun, jika itu ditinjau dari sudut pemikiran orang kota yang berpendidikan tinggi yang gaulnya selalu dengan alat alat teknologi canggih.
Namun bagi pemikiran para petani,kampung merupakan sebuah tempat yang sejuk, aman , nyaman, tingkat gotong royong masih terpelihara, belum terkontaminasi oleh budaya yang melahirkan egoistis.Kampung  sebagai tempat dimana kita  dilahirkan.
Bagi masyarakat petani,kampung merupakan tempat bercocok tanaman pangan dimana orang-orang kota ikut mengkonsumsinya. Itulah kampung yang pernah membesarkan bagi orang –orang yang  kini hidup di kota besar.
Berbicara pangan sebagai kebutuhan dasar bagi keberlangsungan hidup manusia, Kampung memiliki peranan sangat penting, namun terkadang kita sering memandangnya dengan sebelah mata, tanpa menghargai jerih payah orang-orang kampung.bahkan memandang orang kampung yang mudah dibodohi
Dalam waktu dekat ini akan dibangun sebuah kampung yang berbasis pada kemandirian pangan, dengan label “Kampung Mandiri Pangan Panda Organik” di kelurahan Wangga Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur, NTT.
Kampung mandiri pangan digagas Oleh Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia,IPPHTI & Radio Max Fm sedang traktor lahan dibantu oleh Kabimas Ketahanan Pangan, Kabupaten Sumba Timur.
Mengapa Di Panda?
Panda memiliki tekstur tanah yang cocok  untuk pengembangan pertanian maupun peternakan,khusunya hotikultura baik jenis sayuran dataran rendah maupun tanaman pangan lokal, selain itu ketersediaan air untuk berbudidaya sayuran telah tersedia meskipun saat masuk musim kemarau.
Panda yang akan dijadikan sebagai Kampung Mandiri Pangan untuk kawasan Kabupaten Sumba timur sangat mendukung, selain  dalam satu hamparan / lokasi . masyarakatnya pun siap turut serta  dalam membentuk kampung tersebut.
Berdasarkan data di lapangan lahan yang dimiliki oleh masyarakat Petani Panda yang siap untuk ditanami sayuran dan tanaman local sekitar 8 hektar, sebagian sudah di traktor.
Ahir-ahir ini para petani  sedang belajar membuat persemaian sayuran yang dibimbing oleh IPPHTI. Rencananya sekitar awal januari 2013 akan memulai tanam perdana, seperti Kol, Petcay, Sayur putih, Semangka ,tomat dsb.
Membalikan Pola Pikir
Dari beberapa pendapat yang beredar di masyarakat Kabupaten Sumba Timur, bahwa menanam sayuran di saat musim hujan adalah merupakan pantangan, alasannya setiap tanam sayur ketika musim hujan selalu gagal panen, akibat tanaman mengalami busuk batang dan serangan hama ulat. Dampaknya  kebutuhan sayuran  menjadi langka dan mahal. Sehingga harus mendatangkan pasokan dari luar Sumba Timur. hal inilah yang harus dicari jalan keluarnya, hanya karena keterbatasan pengetahuan para petani setempat, sehingga harus mengelami keterpurukan dalam hal pangan. Sementara di tempat lain ketika menghadapi musim hujan berlomba berbudidaya sayuran, sedangkan di sini...? sungguh ironis...
Ke depan jika Kampung Mandiri Pangan sudah berjalan dengan lancar, kebutuhan sayuran dan pangan lokal lainnya tidak perlu lagi dikirim dari luar daerah, sebab dengan luasan areal yang akan ditanami sebagian besar akan mencukupi kebutuhan masyarakat lokal Sumba Timur.
Kesimpulan yang utama dan perlu disikapi oleh semua pihak adalah bagaimana membina dan membekali sumber daya masyarakat petaninya
Kampung Mandiri Pangan “Panda Organik” semoga menjadi kebanggaan Masyarakat Sumba Timur.
Semoga….(Radita)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar