Secara
georafis nama sebuah kampung adalah
bagian wilayah dari nama Desa atau
kelurahan pada kabupaten terpencil yang
jauh dari hiruk pikuk kota besar.
Nama kampung
sangat jelas berkonotasi serba keterbatasan dari segala apapun, jika itu
ditinjau dari sudut pemikiran orang kota yang berpendidikan tinggi yang gaulnya
selalu dengan alat alat teknologi canggih.
Namun bagi
pemikiran para petani,kampung merupakan sebuah tempat yang sejuk, aman , nyaman,
tingkat gotong royong masih terpelihara, belum terkontaminasi oleh budaya yang
melahirkan egoistis.Kampung sebagai
tempat dimana kita dilahirkan.
Bagi
masyarakat petani,kampung merupakan tempat bercocok tanaman pangan dimana
orang-orang kota ikut mengkonsumsinya. Itulah kampung yang pernah membesarkan
bagi orang –orang yang kini hidup di
kota besar.
Berbicara
pangan sebagai kebutuhan dasar bagi keberlangsungan hidup manusia, Kampung
memiliki peranan sangat penting, namun terkadang kita sering memandangnya
dengan sebelah mata, tanpa menghargai jerih payah orang-orang kampung.bahkan
memandang orang kampung yang mudah dibodohi
Dalam waktu
dekat ini akan dibangun sebuah kampung yang berbasis pada kemandirian pangan,
dengan label “Kampung Mandiri Pangan Panda Organik” di kelurahan Wangga
Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur, NTT.
Kampung
mandiri pangan digagas Oleh Ikatan
Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia,IPPHTI & Radio Max Fm sedang traktor lahan dibantu oleh Kabimas
Ketahanan Pangan, Kabupaten Sumba Timur.
Mengapa Di Panda?
Panda memiliki
tekstur tanah yang cocok untuk
pengembangan pertanian maupun peternakan,khusunya hotikultura baik jenis
sayuran dataran rendah maupun tanaman pangan lokal, selain itu ketersediaan air
untuk berbudidaya sayuran telah tersedia meskipun saat masuk musim kemarau.
Panda yang
akan dijadikan sebagai Kampung Mandiri
Pangan untuk kawasan Kabupaten Sumba timur sangat mendukung, selain dalam satu hamparan / lokasi . masyarakatnya
pun siap turut serta dalam membentuk
kampung tersebut.
Berdasarkan
data di lapangan lahan yang dimiliki oleh masyarakat Petani Panda yang siap
untuk ditanami sayuran dan tanaman local sekitar 8 hektar, sebagian sudah di
traktor.
Ahir-ahir
ini para petani sedang belajar membuat
persemaian sayuran yang dibimbing oleh
IPPHTI. Rencananya sekitar awal januari 2013 akan memulai tanam perdana,
seperti Kol, Petcay, Sayur putih, Semangka ,tomat dsb.
Membalikan Pola Pikir
Dari
beberapa pendapat yang beredar di masyarakat Kabupaten Sumba Timur, bahwa menanam
sayuran di saat musim hujan adalah merupakan pantangan, alasannya setiap tanam sayur ketika musim hujan selalu
gagal panen, akibat tanaman mengalami busuk batang dan serangan hama ulat. Dampaknya kebutuhan sayuran menjadi langka dan mahal. Sehingga harus
mendatangkan pasokan dari luar Sumba Timur. hal inilah yang harus dicari jalan keluarnya, hanya karena keterbatasan pengetahuan para petani setempat, sehingga harus mengelami keterpurukan dalam hal pangan. Sementara di tempat lain ketika menghadapi musim hujan berlomba berbudidaya sayuran, sedangkan di sini...? sungguh ironis...
Ke depan
jika Kampung Mandiri Pangan sudah berjalan dengan lancar, kebutuhan sayuran dan
pangan lokal lainnya tidak perlu lagi dikirim dari luar daerah, sebab dengan
luasan areal yang akan ditanami sebagian besar akan mencukupi kebutuhan
masyarakat lokal Sumba Timur.
Kesimpulan
yang utama dan perlu disikapi oleh semua pihak adalah bagaimana membina dan
membekali sumber daya masyarakat petaninya
Kampung
Mandiri Pangan “Panda Organik”
semoga menjadi kebanggaan Masyarakat Sumba Timur.
Semoga….(Radita)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar