Menghadapi
musim kemarau bagi petani seolah serba salah, mau tanam air sulit. Setelah tanam
ketika mau panen diserang hama. Itulah perjuangan petani di Sumba Timur.
“Mulanya
kami tidak tahu, namun begitu diperhatikan setiap masuk kebun lumayan banyak
yang kena.” Tambahnya lagi
Dari pemaparan
Martinus, bahwa hama yang menyerang tanaman timunnya yaitu hama lalat buah. Hal
ini setelah diberitahu oleh pembimbingnya dari Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia,IPPHTI.
“Setelah
diberitahu caranya ternyata tak perlu disemprot cukup dengan menjebaknya dalam
botol saja, tidak sama perlakuannya dengan hama yang lain. hanya dengan tetesan
minyak yang diekstrak dari kemangi gunung pada kapas.” Kata Martinus.
“Awalnya
kami tidak paham kenapa harus pakai botol dan kapas digantung, apa maksudnya. Namun
setelah mengetahui banyak lalat buah yang masuk baru kami sadar, oh begini cara
penanggulangannya.” Ujarnya lagi
“Lalat buah
bisa masuk tapi tidak bisa keluar, ahirnya akan mati kecapaian karena
dibawahnya disediakan air, banyak sekali yang masuk. Pola penanganan hama seperti
ini baru pertama kali kami temukan setelah dibimbing oleh IPPHTI, caranya mudah dan murah mudah-mudahan panentimun ini bisa
sukses.” Cerita Martinus.
Novianti
Dembi Tamar, sebagai ketua kelompok Kawara Pandulang, Kalu. Menjelaskan “Sebagai
petani pemula yang hanya memanfaatkan lahan sekitar rumahnya belum mengetahui
sebelumnya, bahwa hama yang menyerang tanaman timunnya adalah lalat buah, ini pengalaman yang tak akan
terlupakan kami sebagai petani.” Jelasnya (Radita)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar