Ada
keseriusan dan kegembiraan pada sore iitu di lahan belajar Sekolah Lapang
Pertanian Organik,SLPO Kondamara,Desa Kondamara,Kecamatan Lewa,Kabupaten Sumba
Timur. Sebanyak 19 siswa-siswi SMKN 4 Lewa, ikut terlibat dalam praktek Sekolah
Lapang. Mereka membaur dengan para petani lokal yang sudah terlebih dahulu ikut Sekolah Lapang.
Lahan yang mereka pakai seluas 6 hektar dengan memanfaatkan air untuk penyiraman tanaman dari energi sinar matahari.
Anak-anak sekolah
ini masuk kelas 3, mereka sudah seharusnya praktek lapangan sebab suatu saat
akan terjun langsung ke masyarakat,baik sebagai pelaku maupun sebagai
pembimbing bidang pertanian di masyarakat nantinya.
Kita patut
bersyukur ternyata masih ada sekolah bagian pertanian untuk pilihan mereka yang
menekuninya,bila dibandingkan dengan daerah –daerah lain jurusan pertanian
bukan yang pavorit,mungkin disebabkan oleh beberapa hal.
Yang
menyedihkan Negara kita kenyataannya hanyalah sebutan saja sebagai Negara “AGRARIS”? namun nasibnya sangat “IRONIS” sebab sebagian pangan masih
dikirim dari luar negri.padahal iklim kita cocok,tanah kita subur,tapi Negara masih
ketergantungan dengan Negara luar.
Dari data
Badan Pusat Statistik (BPS) mulai bulan januari hingga Nopember 2013, ada 29
jemis bahan pangan yang dikirim dari luar negri demgan total 17 miliar kg
,senilai Rp 100,4 triliun. Benarkah kita
sebagai Negara agraris ? sebagai negara penghasil pangan yang mampu menghidupi
rakyatnya? Namun panganya masih tidak mandiri?
Sejatinya
bahan pangan tersebut tidak perlu didatangkan dari Negara luar,seandainya tata
kelolanya benar, tidak amburadul . Jika selamanya para petani dijadikan obyek dalam program-program pemerintah
,jangan harap Negara kita bisa mandiri dalam pangan.
Untuk itu
seharusnya para petani dibekali Sumber Daya Manusianya (SDM). Dengan memposisikan
petani sebagai subyek atau sebagai
pemimpin dan penentu di lahannya masing-masing. Agar para petani kita tidak
ketergantungan pada pihak manapun.
Berkenaan
dengan hal di atas,ada bebberapa orang siswa belajar di lahan pertanian organik
SLPO Kondamara,mungkin inilah yang akan
menjadi titik embrio bagi kemajuan petani atau kemandirian pangan bagi suatu
daerah, khusus untuk kabupaten Sumba Timur dan umumnya Negara kita yang “AGRARIS”…
Mereka di
lapangan belajar pengolahan lahan yang baik dan benar, belajar pembibitan
hotikultura,serta bagaimana penanganan hama dan penyakit dengan bahan pestisida
nabati yang ramah lingkungan.
Tentu saja
hanya dengan mengenalkan pola pertanian organiklah pada mereka agar ramah
lingkungan serta berkelanjutan ,supaya ke depan nanti tidak dibuat
ketergantungan,sebab bahan-bahan organik sudah tersedia di sekitar alam kita.
Jika kita
sadar, anak-anak tak seharusnya dijejali dengan setumpuk teori yang membuat
mereka tidak kenal jati dirinya. Hanya praktek lapanganlah yang akan membentuk
karakteristik mereka kelak .
Marilah menanamkan dengan hati pada anak-anak kita,agar bisa dipanen dengan memuaskan.......
Bangunlah
Jiwanya……
Bangunlah
Badanya…..
Untuk Indonesia
Raya…..
Rahmat Adinata,Waingapu,Juli-2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar