Sabtu, 20 Oktober 2012

Rekam Jejak IPPHTI Di Sumba Timur (Persemaian Pola SRI)


Tahap pertama program yang diperkenalkan pada peserta Sekolah Lapang Pertanian & Peternakan Organik,SLPO Makamenggit , adalah seleksi Benih padi. Dimana seleksi benih merupakan awal dari segalanya, jika seleksi ini tidak dilakukan, maka dampaknya akan berakibat kurang memuaskan  saat panen nanti.
Seleksi disandingkan dengan kebiasaan petani selama ini, kemudian direfleksi. Setelah  dipraktekan dengan sisitem memakai telur dan garam, maka petani bisa mengambil kesimpulan mana yang akan  dan lebih bagus dari praktek tersebut.
‘Kebiasaan kami di sini direndam pakai air biasa saja, yang mengapung baru dibuang.” Kata Rongga Miting, salah satu petani  SLPO Makamenggit.
“Ada satu pembelajaran yang bisa diraih hari ini.”timpal Markus Dendungara,sesama peserta.
Banyak diantara peserta sekolah lapang yang penasaran dan bertanya dengan model seperti ini, namun praktek yang dilihat sebagai jawabnya .
Selesai melakukan seleksi benih beranjak maju  ke persemaian. Semua peserta menyiapkan lahan  dengan ukuran 70 X 120 meter persegi, ada yang menyiapkan tanah dan pupuk, karung pelastik serta daun pisang.
Persemaian  dilakukan di darat. Waktu itu para peserta merasa aneh, sebab sepengetahuan mereka persemaian padi dimanapun pasti tempatnya  di sawah dengan membuat bedengan, sedang ini? Ada kegamangan dalam benak petani, sejuta pertanyaan benrkecamuk dalam pikirannya.
“Apakah tidak salah bikin persemaian tempatnya di darat, terus tumbuhnya bagaimana nanti?” Tanya Daud Duka selaku ketua kelompok mewakili teman-temannya.
Persemaian jalan terus hingga selesai, dengan alas karung pelastik sebagai dasar, kemudian dilapisi daun pisang lalu pupuk yang sudah dicampur dengan tanah dimasukan tebalnya sekitar 10 cm, benih padi pun di tebarkan diatasnya dengan ditabur tanah tipis  atasnya.
Para peserta SLPO Makamenggit, pulang kerumahnya masing-masing, mungkin hari ini ada satu pengetahuan yang mereka dapatkan, namun ada pula yang bertanya-tanya. Biarlah praktek persemaian yang tidak biasa ini akan  menjawabnya beberapa hari kemudian.
Selama ini para petani jika mau tanam padi, membuat persemaian dengan jumlah banyak , berbeda sekali dengan pola SRI. Untuk kebutuhan lahan belajar  yang hanya  5 are , cukup 250 gram saja benih padi.
Hampir semua peserta menyangsikan , apakah bibit yang hendak ditanam akan cukup?bagaimana jika  kurang? Sementara lahan sudah diolah?atau menunggu selesai tanam, baru buat persemaian lagi? huuh..

 Berbagai petanyaan memenuhi benak para petani peserta, bahkan mungkin sumpah serapah. Ini di luar kebiasaan…!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar