Sabtu, 20 Oktober 2012

Rekam Jejak IPPHTI Di Sumba Timur (Tanam Padi Pola SRI)


Mempersiapakan pengolahan tanah untuk tanam padi  sebagai tempat tumbuhnya tanaman merupakankegiatan awal di lahan belajar sekolah lapang bagi peserta SLPO Makamenggit. 
Beda tempat pasti beda budaya berlaku dalam segala bentuk bercocok tanam, hal ini sangat mempengaruhi pola unyuk berbudidaya tanaman. Sedang tekstur tanah yang akan dijadikan lahan belajar di Makamenggit atau tipikal tanah di Sumba Timur secara unum, apabila kering mengeras seperti batu, bila direndam akan cepat hancur bagai bubur.
 Lahan sudah siap untuk ditanami, karena persemaian masuk hari ke sepuluh. Hari ini Sabtu tangagal  28-Januari-2012. Anggota SLPO Makamenggit mulai belajar tanam padi pola SRI. Budidaya yang baru mereka lakukan. Dengan sistim tanam satu anakan padi, bibit muda 10 hari setelah semai.
Semua sibuk ambil bagian, ada yang mencaplak lahan untuk ukuran jarak tanam 25 X25 cm , sebagian anggota mempersiapkan  bibit dari persemaian sepertinya para peserta bekerja dengan semangat (mungkinkah..?), ingin tahu seperti apa dan bagaimana tanam padi dengan pola SRI yang mereka terima sebagai materi pemberdayaan.
Setelah siap segalanya para peserta berjajar di lahan belajar dengan memegang bibit padi ditangannya. Di komando oleh Pendampingnya dari Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia, IPPHTI.
" Hati-hati tanam satu, awas bulirnya terlepas dan akarnya terganggu." teriak Pendampingnya dari pinggir pematang.
karena baru seumur hidupnya dengan tanam seperti ini, ada yang gugup takut salah, ada yang terus tanam tanpa memperhatikan jaraknya sehingga harus diulangi kembali.Padahal  sudah diberikan jarak dengan caplak 25 X 25 cm.
"Rumit,mudah tanam biasa warisan orang tua dulu." kata seorang peserta program, bersungut-sungut jengkel.
"awas jangan terlalu dalam tanamnya, harus dangkal dengan leter L." teriak pendamping lagi.
"Apa tidak mati bibit sekecil ini nantinya  ?" tanya seorang peserta yang bernama Esrom.
"sudah ikuti saja intruksinya kalau mati semua kita bikin persemaian lagi sampai tua." timpal peserta sebelah Esrom. setengah menyindir pendampingnya.
"Wah bibit bakal tidak cukup, tanam saja rumput kan sama hijau dan kecilnya." sindir yang lain.
Proses tahapan tanam padi pola SRI sudah selesai.Di lahan belajar SLPO Makamenggit yang luasnya hanya lima are dalam waktu 27 menit. Bibit yang disangsikan oleh peserta program malah masih tersisa.
Petani peserta SLPO Makamenggit istirahat, setelah semuanya tuntas. tidak sepatah katapun yang keluar dari mulut mereka , seolah terkunci. bibit yang mereka sangsikan ternyata ada sisa. mungkin dalam benak mereka bertanya, ada keanehan apa lagi esok hari dan seterusnya?
kebiasaan tanam padi warisan nenek moyang biasa 5 sampai 7 anakan dalam satu tancapan , tiba-tiba hangus begitu saja dalam sekejap, harus tanam satu saja. Bibit masih kecil lagi?
Pergumulam dalam batin. pergulatan dalam benak memenuhi relung hatinya.
"kita tunggu saja bagaimana jadinya." Amos Pariwana bicara pada temannya.
"ini diluar kebiasaan..!! huuuhhh....!!!!











Tidak ada komentar:

Posting Komentar