Minggu, 14 Oktober 2012

Petani Sumba Timur : Saya Akan Tanam Sayur Terus





Program Pemberdayaan Pertanian Organik bagi Masyarakat Makamenggit, Kecamatan Nggaha Ori Angu, Kabupaten Sumba Timur. Yang diprakarsai oleh  Ikatan Petani Pengedalian Hama Terpadu Indonesia ,IPPHTI bekerja sama dengan  Sinode Gereja Kristen Sumba,GKS sedang berjalan pada fase ke dua yaitu sayuran organik, sebab fase sebelumnya adalah padi dengan tanam pola  SRI (Sistem  of Rice Intensification) Dengan berbagai kelebihan  : bibit muda (10 hari semai), hemat bibit (8 kg per hektar), hemat air ,tanam satu serta tanam dangkal. Tentu saja dengan hasil yang maksimal (8 – 10 ton per hektar)




 Dalam program fase ke dua ini sejak bulan juli -2012. Banyak  perubahan  yang dialami oleh para petani sebagai peserta program, selain mereka sudah menguasai cara pembuatan pupuk padat organik, pupuk organik cair sebagai nutrisi kebutuhan tanaman, serta pembuatan pestisida nabati untuk mengendalikan hama.
jenis komoditas yang ditanam di lahan belajar petani, seperti : Bunga kol, Kol, Mentimun, semanka, Tomat , pet cay dan Jagung, Dengan pola budidaya  tanam yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya
Dalam proses belajar di sekolah lapang  dengan label Sekolah Lapang Pertanian Organik, SLPO Makamenggit yang diselenggarakan IPPHTI, petani diajak untuk menjadi subyek, bagaimana meneliti hama dan penyakit serta  memahami keinginan tanaman agar hasilnya sesuai dengan yang diharapkan, selain belajar di lahan percontohan yang dibimbing      oleh IPPHTI, para petani pun diwajibkan praktek lansung di lahan nya masing- masing.
Tujuan diadakannya sekolah lapang ini adalah dengan tiga P, bagaimana  menjadi Petani     Peneliti dan Prmimpin di lahannya sendiri,  sehingga ke depan tidak ketergantungan terhadap pihak manapun. Jadi tidak ada alasan lagi jika suatu saat suplai pupuk dan obat-obatan  tidak dikirim dari luar, karena mereka sudah mampu membuat sendiri dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitarnya .  Mudah dan murah serta  berkelanjutan.
Seperti diutarakan oleh  salah satu peserta program,  Mariana 32 tahun.” Saya akan tanam sayur terus kalau padi untuk rotasi saja, karena sudah merasakan hasilnya  serta mampu membantu kebutuhan keluarga, sudah tidak pusing lagi sebab dari mulai pupuk dan pestisida bisa buat sendiri, tadi baru panen sawi dan bunga kol, lumayan lah dapat Rp 100 ribu hari ini, ini panen ke tiga kali. Padahal modalnya tidak besar, tinggal kemauan yang keras untuk berubah.” Katanya dengan senyum
Lain pendapat Mariana  lain pula dengan Martin 54 tahun, dengan adanya program tersebut sangat membantu kepercayaan petani sebagai pelaku langsung di lapangan
“Apa yang diajarkan di lahan belajar, kami langsung praktek di lahan yang kami miliki, saya tanam pet cay atau sawi krop baru beberapa hari ini panen, dijual Rp 15.000/ pohon ,karena tumbuhnya subur, ada sekitar 400 pohon hasilnya sangat menggembirakan.” Ujarnya pasti sambil mengacungkan jempol.

Menurut kepala Desa Makamenggit, Yohana Wulang. Masyarakatnya sangat terbantu sekali dengan adanya program  pemberdayaan pertanian organik dari Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia, IPPHTI. Bahkan , katanya  "masyarakat yang tidak masuk sebagai peserta pun sudah mulai mengikuti pola -pola seperti SLPO Makamenggit. sekarang lahan yang tadinya terlantar mulai diolah, ini sangat menggembirakan bagi Desa Kami, dan awal yang baik bagi Sumba Timur." tambahnya bahagia
Cerita di atas hanyalah secuil kegembiraan yang menghiasi keseharian mereka sebagai petani.sekarang saatnya untuk menikmati hasil jerih payahnya. dan kita pantas untuk menghargai serta mengapresiasinya.

Sesungguhnya kondisi tanah di wilayah Kabupaten Sumba Timur ini cukup mendukung untuk mengembangkan tanaman hortikultura.Sudah seharusnya membimbing petani dengan penyampaian bahasa petani .Mudah-mudahan embrio Sumber Daya Manusia, SDM petani yang Organis berawal dari Makamenggit untuk Kabupaten Sumba Timur.Tinggal bagaimana pihak-pihak terkait (PEMDA) mendukung  terhadap para petani lokal yang punya kemauan  keras untuk berubah. (Radita)

Tulisan ini dalam rangka menyambut Hari Pangan Sedunia, tgl -16-okt-2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar