Minggu, 14 Oktober 2012

Pergumulan Di Pulau Arwah




Sejauh mata memandang hamparan hijau padang savanna. Ternak berlarian penuh sukacita, sesekali berlindung di bawah pohon rindang menghindari teriknya mentari sambil memamah biak, menghaluskan kunyahannya.itulah Pulau Sumba….
Sebuah pulau yang terkenal dangan lumbung ternaknya (dahulu) . kini kondisinya sedang mengalami kemarau panjang. Sebab di Pulau Marapu ini musim kemarau lebih pasnjang sekitar sembilan bulan, bila dibanding dengan musim penghujan.
Dulu pertama kali tiba  di bulan januari segala jenis tanaman tumbuh subur, saat ini masuk bulan ke sepuluh, keadaan berubah. Sejak awal bulan juni hujan mulai malu-malu turunnya. Semua hamparan menguning lalu kering kerontang,terkadang ada saja tangan iseng ingin membakarnya.  Padang rumput semula hijau kini warnanya menghitam, bukit bukit bebatuan yang diselimuti rumput berubah wujud seolah telanjang..Sinar mentari meninju langsung bebatuan dengan cahanya, hingga memntulkan panas. Maka tak heran  pagi,siang sore dan malam terasa panas.
Inilah Alam yang harus dipelajari oleh manusia, namun tak sedikit acapkali kita tak sadar, dengan bersungut-sungut apalagi bersyukur. Diberi hujan keseringan salah, kemarau panjang salah. Dasar Manusia…..!!!!
Berkaca pada kejadian di atas sesungguhnya ada satu sentuhan teknologi yang sederhana, dengan memanfaatkan energy matahari,alasannya di pulau Sumba atau Pulau Arwah panas matahari lebih panjang dibanding musim hujan. Hal inilah yang harus jadi pemikiran bersama.ini merupakan tugas semua elemen masyrakat, bukan kewajiban pemerintah saja.
Dengan adanya pemanfaatan enegi ini, niscaya kebutuhan air dari lembah, dari sumur, dari sungai mampu didorong sesuai dengan keinginan.syaratnya sentuhan teknologi…!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar