Senin, 15 Oktober 2012

Menuju Kedaulatan Pangan Yang Organik


Pengertian  istilah Organik bagi generasi sekarang seolah terasa asing, bagai barang baru yang datang dari planet antah berantah. Wajar dan manusiawi , sebab generasi sekarang sudah di ninabobokan dengan bahan-bahan kimia sintetis, serba instan tanpa menunggu proses panjang.
Namun , mereka belum menyadari dampak bahaya bagi kesehatan tubuh dan lingkungan dari bahan –bahan kimia sintetis tersebut, maka tidak heran bila  di kota –kota besar banyak ditemukan penyakit-penyakit aneh, gampang stress,anak susah belajar, salah satunya bersumber dari makanan yang mengandung racun kimia.
Racun –racun  kimia tersebut berawal dari pemakaian para petani dikebun yang  diserap oleh tanaman  dengan tinglat residu yang tinggi lalu di hidangkan di meja makan.
Sudah hampir 40 tahun atau satu generasi penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia beredar di Indonesia, sayang pemerintah terlambat menyadarinya dan seolah setengah hati untuk kembali ke pertanian yang organik. Semula dibangunnya pabrik-pabrik pupuk kimia bertujuan mencapai swasembada pangan , di jaman orde baru. Namun tidak diperhitungkan dampak yang ditimbulkan, seperti produksi petani semakin menurun, produksi petani lokal sulit diekspor karena tingkat residu diambang batas , tanah-tanah rusak, cuaca tidak menentu, yang berakibat pada pemanasan global. Salah satu penyebabnya adalah pemakaian pupuk kimia yang berlebihan oleh petani.ahirnya panen selalu gagal yang berujung ketergantungan pangan pada negara tetangga.
Petani tidaklah salah dalam hal ini, sebab ketidak tahuan mereka. Justru Pemerintahlah  harus bertanggung jawab yang memiliki kebijakan. Petani selama ini hanyalah dijadikan obyek supaya memakai barang yang dihasilkan oleh pemodal besar.
Petani selalu jadi sapi perahan dan korban kebijakan bangsanya sendiri.
Go Organik 2014.
 Berawal Indonesia mengadakan Go Organik 2010.atas intruksi organisasi pangan sedunia,FAO. Namun dalam kenyataan saling tarik ulur dengan kepentingan para pemodal besar (pabrik pupuk kimia).Gerakan ini tidak berjalan mulus, kemudian dilanjutkan dengan Go Organik 2014. Dengan gerakan ini ditargetkan beras surplus sampai sepuluh juta ton. Mudah-mudahan saja tercapai, itupun dengan syarat jika petaninya, dibekali sumber daya manusianya.
Sedangkan Organik adalah yang memanfaatkan bahan-bahan alami dan ramah lingkungan, serta sehat bila dikonsumsi untuk tubuh manusia, bagaimana petani dan generasi diajarkan dalam kearipan lokal, jika kita berwisata ke empat puluh tahun ke belakang . Nenek moyang kita sangat akarab dengan pemanfaatan bahan-bahan alami yang ada, mereka tidak mengenal yang namanya pupuk Urea, KCL, NPK, TSP dan yang sejenisnya.
Intinya , sudah waktunya pola organik dikenalkan pada generasi sejak dini. Agar bangsa ini tidak menjadi bangsa yang idiot.
Bangsa yang bisa menghargai alamnya sendiri.bangsa yang mampu berdaulat dalam hal pemenuhan bibit, pupuk dan obat-obatan,. Guna keberlangsungan pertanian yang berkelanjutan.
Sejalan dengan gerakan Go Organik 2014, pangan lokal mulai dikampanyekan dalam rangka menuju kedaulatan pangan.
Sebagai pangan alternativ, beribu-ribu jumlahnya  jenis pangan lokal sudah hilang dari negri yang disebut “AGRARIS” ini.
Untuk menuju kedaulatan pangan, tanam padi pola SRI adalah jawabannya. Alasannya banyak sekali keuntungan yang diraih,seperti: hemat bibit, hemat air, tanam dangkal, tanam satu anakan, dengan hasil yang maksimal.
Pola –pola seperti inilah yang harus dikenalkan sejak dini pada generasi, itupun jika pemerintah yang memiliki kebijakan tidak setengah  hati. jangan sampai petani berjuang sendirian..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar